Indonesia adalah penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua. Peringkat pertama diperoleh China yang merupakan penduduk terbesar di dunia. Pemeringkatan itu berdasarkan penelitian Jenna Jameck tahun 2015. Peningkatan volume sampah di lautan bahkan dianggap akan terus bertambah jika tidak ada perubahan perilaku manusia. Indonesia telah menggalakan Indonesia bersih dan bebas sampah 2025. Berbagai Upaya dari hulu maupun hilir sampah dikendalikan.
Zero Waste Lifestyle adalah cara hidup minim sampah. Kebanyakan sampah dihasilkan sebagai salah satu jejak ekologi manusia. Dimana ada sampah disitu ada manusia. Sampah ini biasanya dihasilkan dari hasil residu konsumsi manusia. Pengurangan konsumsi menjadi salah satu alternatif meminimalisir sampah. Ini berarti bahwa kita harus senantiasa makan ataupun berbuat secukupnya.
Allah teleh mengingatkan kita dalam Al-Qur’an “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,” (QS. Al A’raf: 31). Ayat itu menjadi penggalan bahwa kita harus senantiasa makan dan minum secukupnya. Perintah tersebut sangat berkaitan dengan Zero Waste lifestyle. Pola hidup minim sampah dapat terlaksana ketika konsumsi dilakukakan dengan cukup atau bahkan mengurangi. Tujuan utama zero waste lifestyle selain tidak banyak menghasilkan sampah juga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Implementasi Zero Waste Lifestyle dapat dilakukan dengan 7 cara praktis berikut:
- Kurangi konsumsi teruatama pada makanan yang banyak dibungkus plastik.
- Makan sesuai dengan porsi sehingga tidak akan menimbulkan food waste.
- Membawa goodie bag sebagai pengganti plastik sekali pakai saat berbelanja.
- Membawa Tumbler yang berisi air untuk mengurangi botol minum sekali pakai.
- Memabawa sapu tangan sebagai pengganti tisu.
- Mengendalikan pembelian barang yang tidak dibutuhkan.
- Membawa Zero Waste kit seperti sedotan stainless, sendok, garpu dan tempat makan.
Zero waste lifetyle dapat menjadi upaya penjagaan bumi yang dimulai dari diri sendiri. Menjaga bumi harus dimulai dari hal paling kecil. Jangan takut memulai. Jika bukan kita yang memulai maka siapa yang akan menjadi penyelamat bumi ini.