Bandung – Indonesia merupakan negara berbasis demokrasi yang memiliki keuntungan bonus demografis yang disinyalir mampu membuat perubahan besar di berbagai tatanan kehidupan. Meski diuntungkan dengan hal tersebut, nyatanya Indonesia dihadapkan pada tantangan rendahnya pemaksimalan kapasitas generasi mudanya untuk menyikapi perubahan zaman di era pandemi. Dibutuhkan sosok Disruptive Leaders, sang pemantik pembaharuan dan pemegang kunci kemajuan bangsa yang nantinya mampu beradaptasi dengan cepat dan dapat membawa bangsa ke arah lebih baik.
Dompet Dhuafa Pendidikan sebagai lembaga kemanusiaan yang peduli pada potensi besar pemuda bangsanya menginisiasi program Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA), sebuah program pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa untuk membentuk pemimpin berkarakter dan kompeten, sebagai jawaban mewujudkan Indonesia kuat berdaya.
“Kami percaya bahwa pemuda Indonesia memiliki kekuatan besar sebagai pemimpin yang bukan hanya mampu mewujudkan Indonesia berdaya, tetapi juga berkontribusi dan mampu membuat banyak inovasi mumpuni untuk kemajuan bangsa,” ujar Muhamad Saepudin, Supervisor BAKTI NUSA. Ia menyampaikan jika para pemuda ini butuh wadah khusus untuk menampung potensi besar mereka.
Mewadahi para calon pemimpin kontributif, setiap tahunnya BAKTI NUSA menghelat Future Leader Challenge (FLC), perhelatan nasional sebagai sarana pengembangan kemampuan kepemimpinan untuk enam puluh penerima manfaat BAKTI NUSA terpilih dari empat belas kampus besar di Indonesia seperti UI, IPB, UNPAD, ITB, UGM, UNS, UNSRI, UNAIR, ITS, UNDIP, UB, UNAND, UNSOED, dan USU.
“Melalui rangkaian orientasi dan internalisasi program serta pengukuhan calon penerima manfaat BAKTI NUSA yang lolos dalam seleksi nasional, kami ingin FLC menciptakan generasi muda penuh kompetensi,” tegas Muhamad Saepudin
Mengusung tema “Kolaborasi Kebaikan untuk Indonesia Berdaya”, FLC 2020 akan menggabungkan kepemimpinan nasional berlandaskan pengetahuan dan kompetensi milenial dalam mewujudkan Indonesia Berdaya.
“FLC ingin membentuk para penerima manfaat supaya dapat memaknai Disruptive Leader dan memahami kenapa Indonesia membutuhkan sosok Disruptive Leaders. Bukan itu saja, kami juga ingin agar mereka mampu berkembang menjadi sosok terbaik versi mereka sendiri,” tegas Muhamad Saepudin.
Selama tiga pekan para penerima manfaat BAKTI NUSA akan mengikuti rangkaian pelatihan orientasi program, sharing dan team building, lokakarya (workshop) leadership project dan life plan, serta penandatanganan akad yang dilakukan secara daring via ZOOM. Meskipun dilakukan secara daring namun tokoh yang membersamai gelaran ini tidak main-main, sebut saja Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Emil Dardak, Ganjar Pranowo, dan Jamil Azzaini.
“Dengan menghadirkan pembicara kompeten di bidangnya diharapkan penerima manfaat dan umum dapat terinspirasi dan terpacu menyelesaikan masalah di era teknologi sebagai Disruptive Leaders,” tutup Muhamad Saepudin. (AR)