Tips Mendaftar Bakti Nusa

Oleh : Afsya (PM BA 8 Solo)

  1. Meluruskan Niat

Niat karena Allah? Sudah pasti dan selalu diingat. Tapi perlu juga penjabaran dari niat karena Allah yang lebih spesifik dan akan lebih “mengikat” sampai akhir proses seleksi nanti. Seperti ingin merealisasikan mimpi, mendapatkan pengalaman saat menjalankan proses seleksi, atau membuat life plan secara serius. Karena biasanya, seseorang tidak memprioritaskan membuat life plan, kecuali memang ada keperluannya, mendaftar beasiswa ini salah satunya.

2. Mimpi/ Life plan/ target hidup

  • Jabarkan Mimpi dengan Detail

Tidak salah memiliki mimpi setinggi mungkin atau bahkan dipandang tidak realistis oleh banyak orang. Namun se-tinggi-tingginya mimpi apabila tidak dijabarkan dengan baby steps akan kesulitan juga pada akhirnya. Fungsi menjabarkan mimpi yang tinggi dengan detail adalah agar mimpi tersebut terlihat realistis.

Saat aku berkesempatan menuliskan proposal hidup sebagai salah satu persyaratan beasiswa, aku menuliskan dengan detail rencana akademik, organisasi, pekerjaan/ karier, hingga rencana lain dalam lima tahun kedepan. Saking detailnya, aku bisa menuliskan proposal hidup sampai 80-an halaman sendiri!

  • Mimpi Studi Kedepan

Salah satu kriteria calon PM beasiswa adalah memiliki rencana S2. Mengapa begitu? Bukan merendahkan pekerja atau seseorang yang tidak melanjutkan S2, namun dengan pengalaman pendiri dan tokoh dalam beasiswa, menuntut ilmu sangat menentukan kesusksesan, membentuk pola pikir, dan memiliki wawasan yang lebih luas dibanding dunia kerja. Memiliki rencana S2 ini tidak harus langsung setelah lulus sarjana, yang penting tetap direncanakan dalam beberapa tahun ke depan. Dalam islam sendiri, banyak keutamaan yang diberikan bagi penuntut ilmu. Salah satunya, penuntut ilmu lebih utama daripada hanya ahli beribadah. Bisa jadi seseorang yang melanjutkan jenjang studinya lebih berharga dibandingkan yang selalu sholat malam. Selain memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan masyarakat, seseorang yang  berpengetahuan juga dimuliakan oleh Allah, tetapi dengan niat yang lurus, melalukan segala hal karenaNya.

Memiliki rencana S2 ini tidak sembarang hanya merencanakan dan asal “tembak” jurusan maupun universitas. Tetapi seorang calon PM harus memahami alasan ia memilih jurusan tersebut, apakah karena ia menyukainya atau memiliki prospek yang baik kedepannya. Alasan dalam memilih universitas juga turut disertakan, seperti merupakan universitas terbaik dengan harga terjangkau atau universitas yang memiliki akreditasi baik dalam jurusan yang juga dipilih. Jika universitas yang dipilih berada di suatu negara di luar Indonesia, bisa juga dicari alasan mengapa memilih negara tersebut, entah dari jarak, alumni, budaya, dan akses beasiswa.

3. Tahu benar arah kebermanfaatan

Rata-rata memang pendaftar beasiswa ini berasal dari latar belakang yang sama, BEM misalnya. Stigma penerima manfaatnya pun tidak terlepas dari jabatan seperti presiden, wakil, menteri, dan jajarannya, tapi apa benar beasiswa ini melihat hal tersebut? Ada benar dan tidaknya.

Memang jabatan tersebut sangat dipertimbangkan karena merupakan bukti nyata bahwa PM nanti akan benar-benar berkontribusi, tetapi ketika ada dua calon PM yang sama-sama menjadi presiden BEM, maka mereka tidak bisa mengandalkan jabatannya untuk menjadi PM, mereka harus memiliki kelebihan atau kebermanfaatan yang lebih luas untuk menjadi PM. Misalnya, presiden BEM satunya lebih prestatif-memenangkan banyak lomba, atau memiliki social project di luar program kerja di BEM, atau lahan kebermanfaatan lainnya yang sesuai dengan karakternya masing-masing. Jika menyenangi dunia perlombaan, bisa dimaksimalkan untuk memenangkan banyak lomba, jika menyenangi dunia sosial, bisa mengikuti atau menginisasi kegiatan sosial, atau jika menyenangi dunia bisnis, bisa mulai berusaha untuk membuktikan kesenangannya tersebut. Lahan kebermanfaatannya juga harus sesuai dengan koridor mimpi besar seorang calon PM. Jika seseorang ingin menjadi sociopreneur, maka kegiatan yang digelutinya pun tidak jauh-jauh seperti mimpi yang ingin dicapainya.

4. Alasan Mendaftar Beasiswa

Alasan yang kuat ini bisa sangat membantu jika ditengah perjalanan proses mendaftar beasiswa terdapat banyak gangguan dan godaan untuk berhenti. Alasan ini juga menjadi pertanyaan favorit panelis saat sesi wawancara di salah satu tahap seleksi nantinya.

Aku sendiri mendaftar beasiswa hanya karena alasan klasik, materi. Tapi setelah berhasil mengeksplorasi, banyak reasoning yang aku dapatkan untuk mendaftar beasiswa ini bahkan saat menjalankan proses seleksinya!

Salah satu alasan aku mendaftar beasiswa ini adalah menaiki jembatan untuk mendapatkan beasiswa lain di tingkat selanjutnya, beasiswa untuk S2 misalnya. Beasiswa untuk S2 ini lumayan bergengsi untuk menopang kehidupan mahasiswa paska sarjana yang membebaskan mahasiswa dari biaya semester dan tambahan biaya buku maupun biaya operasional bulanan. Dari mulai proses seleksinya saja aku sudah bisa menilai kesamaan yang ada, seperti proses wawancara yang ada pada kedua proses seleksi beasiswa S2 maupun beasiswa kepemimpinan ini. Aku pikir ketika menjalankan wawancara saat tahap seleksi beasiswa kepemimpinan membuatku lebih berpengalaman untuk menghadapi wawancara beasiswa S2 kelak. Dalam fasilitas beasiswa kepemimpinan ini sendiri, terdapat program unggulan pembinaan bahasa selama sebulan untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Hal ini sangat membantu karena kriteria nilai tes bahasa inggris kadang menjadi momok pendaftar beasiswa paska sarjana maupun yang hanya mendaftar menjadi mahasiswa paska sarjana.

5. Afirmasi diri

Afirmasi atau pengakuan yang sungguh-sungguh kepada diri sendiri bahwa ia pantas menjadi penerima manfaat adalah hal yang penting! Afirmasi bisa juga dipahami sebagai menganggap diri sendiri sudah menjadi PM, lah kok PD banget? Yap, benar. Ini akan mengerahkan kekuatan PD atau husnudzon kepada diri sendiri. Menurut Aileen dalam akun youtubenya, Lavendaire, afirmasi diri itu akan membuat seseorang berperilaku seperti apa yang diinginkannya. Semisal, ada orang yang gemuk dan ingin terlihat lebih ideal. Jika orang tersebut sudah merasa dirinya ideal, ia akan memilih makan-makanan yang lebih sehat dan melakukan exercise lebih sering, bukan? Nah sama seperti PM. Jika seorang calon PM sudah melakukan afirmasi diri sebagai PM, maka ia akan lebih produktif pada waktunya, berusaha merealisasikan mimpi-mimpinya, dan selalu berinovasi untuk memecahkan masalah disekitarnya.

6. Keep calm and relax

Kembali ingat ke niat awal dapat bantu menenangkan dan mengurangi rasa takut yang menerjang. Apapun yang akan terjadi nantinya, entah keterima atau nggak, insyaAllah segala pendaftar beasiswa akan mendapatkan pelajaran. Paling tidak mengetahui rasa deg-degannya saat apply beasiswa.

Saat wawancara mungkin adalah saat yang paling menegangkan dan juga menentukan setelah seorang calon PM berhasil lolos pada seleksi berkas. Pertanyaan-pertanyaan klasik saat wawancara seperti tentang mimpi, rencana studi, ladang kebermanfaatan, alasan mendaftar harus sudah tergambar dan tersusun rapih di luar kepala. Waktu wawancara yang berkisar 20-40 menit harus bisa dimaksimalkan oleh seorang calon PM. Jika grogi kembali, ingat-ingat bahwa bukan kemenangan yang dicari, tapi pengalaman melawan diri sendiri dari rasa takut dan rasa tidak nyaman yang dialami.

Bukan lagi rahasia jika beasiswa ini mencari tokoh, maka itu sebisa mungkin soft skills dalam public speaking bisa diasah kembali. Walaupun hanya diwawancarai beberapa panelis, namun kemampuan mengendalikan suasana juga dapat dinilai disini. Saat menjawab pertanyaan adalah waktu yang ideal untuk menjelaskan sejelas-jelasnya apa yang sudah dipersiapkan untuk kedepannya. Waktu memang bukan indikator yang akurat untuk melihat kesuksesan wawancara, namun biasanya, semakin lama waktu wawancara, semakin besar kesempatan calon PM diterima di tahap selanjutnya.

7. Mempersiapkan dengan “Matang”

Kunci dari segala keberhasilan pendaftar beasiwa dalam mendapatkan beasiswa yang diinginkannya adalah persiapan. Tidak peduli bagaimana sukses atau prestatifnya seseorang apabila ia tidak dapat mendokumentasikannya dengan baik, maka keberhasilannya tersebut tidak akan dapat dilihat orang lain, khususnya tim seleksi penyelenggara beasiswa.

Aku sendiri mempersiapkan pemberkasan hampir dua pekan dengan waktu pembuatan proposal hidup nyaris satu pekan. Karena aku merasa insecure-tidak layak menjadi PM-aku sangat jeli dalam memperhatikan kriteria yang diinginkan dan kesalahan yang membuat calon PM gagal menjadi PM.

Selain bertanya kepada PM atau yang sempat menjadi PM namun gagal di salah satu tahap, berselancar di internet juga merupakan modal utama dalam mendaftar beasiswa. Seorang calon PM bisa mencari tentang beasiswa itu sendiri atau mencari inspirasi untuk mimpi-mimpinya sendiri.