Sumber: Google

Tidak Berdarah Namun Mematikan

Tidak Berdarah namun Mematikan

Semenjak Allah mengeluarkan iblis dari surga-Nya, iblis berjanji akan mencelakakan manusia dan membawa manusia ke dalam neraka bersamanya. Sejak saat itu, iblis menggoda banyak manusia sehingga terdapat dua golongan manusia di muka bumi. Pertama, manusia yang beriman yaitu orang yang mengikuti perintah dan syariat Allah serta mengikuti ajaran Nabi dan Rasul kita. Kedua, manusia yang tidak beriman atau orang kafir. Golongan yang kedua ini adalah golongan orang-orang yang termakan oleh bisikan dan akan menjadi tentara-tentaranya.

Apabila kita menelaah sejarah bertahun-tahun kebelakang, peperangan antara golongan orang beriman dengan golongan orang kafir sudah banyak terjadi seperti perang badar, uhud, dan lainnya. Dari peperangan ini, terjadi banyaknya pertumpahan darah serta luka fisik yang di dapat oleh orang-orang beriman yang ikut berperang untuk membela kebenaran. Jika dulu peperangan yang disebabkan oleh orang-orang kafir adalah peperangan secara fisik, kini cara yang mereka lakukan adalah dengan cara yang lebih halus dan mematikan jiwa Islam. Cara tersebut dinamakan dengan Ghazwul Fikri.

Ghazwul fikri adalah cara yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk meracuni pikiran seorang muslim supaya menjauh dari Islam dan pada akhirnya berpaling dari Islam. Ghazwul fikri mempunyai dampak yang tidak kalah besar dari peperangan fisik yang terjadi dalam sejarah. Orang yang termakan oleh tipu daya dan racun mereka, maka fikroh Islamiyah-nya akan rusak dan kembali kepada fikroh jahiliyah. Berbagai macam cara dan sarana telah dilakukan oleh musuh-musuh dalam merusak Islam. Melewati media sosial, pendidikan, ekonomi, dan politik mereka berusaha untuk mengubah mindset masyarakat tentang masa kini bahwa zaman sudah berubah serta berkembang, maka agama sebagai pijakan dan pegangan hidup seseorang dikatakan sebagai hal yang ketinggalan zaman atau jadul (jaman dulu). Maka dari mindset-mindset tersebut munculah suara-suara masyarakat yang sekarang sedang ramai digaungkan, yaitu sekularisme, liberalism, atheism, feminisme, dan LGBT.

Walaupun ghazwul fikri adalah peperangan yang terjadi dalam ranah pemikiran, namun perang ini juga mempunyai efek yang fatal untuk seorang Muslim. Efek-efek yang ditimbulkan oleh ghazwul fikri adalah seorang muslim akan mempunyai kecenderungan terhadap orang-orang yang tidak beriman atau bahkan kecenderungan terhadap musuh-musuh Islam. Allah melarang kita untuk mempunyai kecenderungan kepada orang-orang yang menentang syariat. Lalu dia akan mencintai serta mengkasihi musuh-musuh Islam sedangkan saudara seimannya sendiri ia benci, dia akan mentaati semua keinginan orang-orang kafir. Selanjutnya, dia akan mengikuti orang-orang kafir yang menentang Islam, lalu dia akan menyerupai orang-orang kafir baik dari cara berpakaian, berpikir, maupun berperilaku. Tahap terakhir, dia akan menaruh loyalitasnya kepada orang-orang kafir.

Ibarat sebuah benteng, maka seorang muslim harus mempunyai bentengnya masing-masing yang melindunginya dari pengaruh-pengaruh jahat yang dibuat oleh musuh Islam. Cara memperkuat benteng tersebut adalah dengan kembali kepada-Nya dan mengkokohkan iman serta akidah kita. Sebagaimana Allah berfirman pada surat Ali Imran ayat 103.

Penting bagi umat Muslim untuk tetap mencari lingkaran-lingkaran kebaikan dan mempelajari hal-hal baru supaya diri terjauhkan dan terjaga dari hal-hal yang diinginkan oleh musuh Islam. Kedua hal ini dapat menjadi benteng yang kuat bagi seorang Muslim karena dua hal yang paling dibenci oleh musuh adalah umat Muslim bersaudara dan intelektual.

Wallahu’alam Bissawaab

 

 

 

 

Referensi:

Alba, R. (2020, December 5). Retrieved from Kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/ropiyadi19360/5fcbaa1b8ede48550d4280b2/ghazwul-fikri-dan-bahayanya?page=all

Estuningtyas, R. D. (2019). Dakwah Islam: Damai dan Perang. Jurnal Al-Tsiqoh Vol. 4 No. 1.

Haq, I. A. (2019, December 2019). Retrieved from himapersisjakarta.org: https://himapersisjakarta.org/dampak-ghazwul-fikri-perang-pemikiran-dikalangan-remaja/

Sumber Gambar: Google