Sumber : Google

Tetap Percaya Diri saat Puasa Ramadhan

Memasuki bulan suci Ramadhan tentunya tidak mengurangi ataupun menghilangkan seluruh kegiatan yang biasa kita lakukan pada setiap harinya. Puasa di bulan Ramadhan tentu tidak boleh mengurangi produktivitas kita sebagai seorang muslim. Namun kadang kala kepercayaan diri dalam melakukan aktivitas saat puasa terganggu karena adanya gangguan kesehatan seperti bau mulut yang kurang sedap. 

Mengapa hal itu bisa terjadi ? Saat orang berpuasa, maka dia menahan haus dan lapar dari terbit fazar sampai terbenamnya matahari. Ibadah puasa adalah ibadah yang akan membawa dampak pada beberapa hal karena pola makan yang berubah, yang tadinya makan pada pagi, siang, dan sore hari, namun pada saat puasa makan tidak siang hari tapi malam hari. Sehingga aktivitas air liur yang dikeluarkan berkurang karena tidak ada makanan yang dikunyah sehari penuh. Hal ini menyebabkan bakteri anaerob diantaranya spesies Streptococcus penghasil belerang berkembang biak di dalam mulut. Karena itu, bau mulut pada orang berpuasa, tidak dapat dihindari.

Ahmad Zarkasih dalam bukunya berjudul Bekal Ramadhan mengatakan bau mulut yang dipandang oleh manusia sebagai bau yang kurang sedap justru dipandang oleh Allah sebagai sebuah keutamaan.

Berdasarkan salah satu hadits shahih. Rasulullah bersabda,

وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك.ِ

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi,” (HR Muslim).

Persoalan bau mulut ini juga dijelaskan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِّ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ

“Demi Zat yang berkuasa atas nyawaku, sungguh bau mulut orang puasa itu lebih wangi menurut Allah daripada bau misik.”

Meski demikian, seperti dikutip laman NU Online, dari hadis ini, sebagian orang justru salah kaprah memaknainya. Karena disebutkan bahwa bau mulut orang berpuasa lebih wangi daripada bau minyak misik, maka orang mengira bahwa yang menjadi patokan adalah bau mulutnya sehingga orang tersebut merasa tak perlu membersihkan mulutnya ketika berpuasa. Mereka menganggap semakin berbau mulut, maka akan semakin wangi seperti misik menurut Allah SWT, padahal ada beberapa hal yang diharus diperhatikan ketika membaca hadis ini.

Pertama, bahwa yang dimaksud wangi menurut Allah bukan berarti wangi berdasarkan penciuman Allah. Karena mencium merupakan suatu hal yang mustahil bagi Allah SWT. Karena jika Allah mencium atau melakukan pengindraan yang lain, maka secara otomatis menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Padahal Allah tidak seperti makhluk-Nya, Laisa kamitslihi syai’un.

Kedua, pendapat lain mengatakan bahwa keadaan wangi atas bau mulut orang berpuasa tersebut terjadi di akhirat karena saat itu adalah hari pembalasan.

Berdasarkan beberapa pendapat ini, maka selayaknya orang yang berpuasa untuk tetap menjaga kebersihan aroma mulut, karena bagaimanapun juga bau mulut akan mengganggu orang yang ada di sekitar kita. Hadis hadis diatas adalah sebuah bentuk motivasi bagi orang yang berpuasa agar tetap menjalankan ibadah puasanya walaupun ada sesuatu yang tidak mengenakkan pada mulutnya. Tetapi ia harus tetap memperhatikan kebersihan mulutnya agar tak mengganggu orang lain.

Maka dari itu, beberapa hal yang harus diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu :

  1.     Menyikat gigi 2 kali sehari

Menyikat gigi dua kali sehari dilakukan setelah sahur dan pada malam hari sebelum tidur. Dimana menyikat gigi ini dilakukan minimal 2 menit dengan prosedur yang benar dan menggunakan pasta gigi berfluoride.

Bagaimana hukum menyikat gigi saat puasa, apakah membatalkan puasa?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Lebih utama adalah orang yang berpuasa tidak menyikat gigi (dengan pasta). Waktu untuk menyikat gigi sebenarnya masih lapang. Jika seseorang mengakhirkan untuk menyikat gigi hingga waktu berbuka, maka dia berarti telah menjaga diri dari perkara yang dapat merusak puasanya.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibnu ‘Utsaimin, 17:261-262)

Maka untuk menjaga dari hal tersebut, lakukan sikat gigi diluar waktu berpuasa yakni terbitnya fazar sampai terbenamnya matahari.

  1.     Perhatikan makanan

Makan makanan yang sehat dengan gizi seimbang, sehingga kandungan gizi tersebut juga dapat menunjang kita dalam menjalankan aktivitas sehari hari. Makan buah dan sayuran berserat tinggi,karena memiliki kemampuan self-cleansing ketika dikunyah, yang ikut membantu membersihkan gigi dari plak.

  1.     Perbanyak minum air putih

Minum air putih minimal 2 liter sehari. Air putih yang kita minum berfungsi untuk merangsang produksi air liur yang menetralisir keasaman mulut kita.

  1. Hindari makanan-makanan tertentu

Selain makanan dengan kadar gula tinggi, hindari pula makanan penyebab bau mulut seperti jengkol, petai, atau durian. Makanan yang mengandung terlalu banyak bawang juga dapat menyebabkan aroma mulut yang tak sedap.

Lalu, bagaimana jika sudah terjadi sakit gigi dan memerlukan perawatan ke dokter gigi, bagaimana hukum nya menurut Islam ?

Menurut fatwa dari Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung, nomor 250/E/MUI-KB/V/2018 tertanggal 7 Mei 2018, tentang Tindakan Kedokteran Gigi dengan berbagai dasar ayat Al-Quran maupun Hadist ditetapkan hukum perawatan gigi ditinjau dari sudut Agama Islam pada saat puasa yang diperbolehkan adalah :

  1. Pencabutan / ekstraksi gigi
  2. Scaling/ pembersihan karang gigi
  3. Penambalan gigi
  4. Pencetakan gigi

Maka dari itu, kita sebagai seorang muslim yang mempunyai kewajiban melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan dan tentunya juga wajib dalam menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya terutama yang sering kali mengganggu adalah kebersihan gigi dan mulut yakni menjaga aroma mulut. Jangan malas membersihkan dan mengupayakan hal hal yang dapat mengurangi aroma kurang sedapnya karena bagaimanapun bau mulut akan mengganggu orang yang ada di sekitar kita dan dapat menentukan tingkat kepercayaan diri kita dalam melakukan aktivitas sehari hari agar bisa tetap menjadi muslim yang produktif.

 

Daftar Pustaka :

Jatworo RT, Sulastri S. Perbedaan Angka Kuman Streptococcus. 2014;1(1).

https://www.tanyapepsodent.com/tips-kesehatan-gigi/diet-dan-gaya-hidup/perawatan-gigi-dan-mulut-saat-puasa-ramadan.html#:~:text=Sebuah%20fatwa%20MUI%20(PDF)%20menyatakan,Pembersihan%20karang%20gigi%2F%20scaling

https://islam.nu.or.id/puasa/ini-penjelasan-bau-mulut-orang-berpuasa-lebih-wangi-dari-misik-5X6gJ

https://rumaysho.com/27891-bau-mulut-orang-yang-berpuasa-di-sisi-allah-lebih-wangi-dari-minyak-kasturi.html

http://www.dentamedia.id/2018/06/mui-berikan-fatwa-tentang-perawatan-gigi.html