Teruntuk gerhana yang tertutup awan,
bukan aku bahagia tak melihatmu,
Tapi malam terlalu mendung,
Nampaknya dewi sinar tertutup kabut basah,
Tenanglah, kubisikan pada angin untuk mengusir kelabu,
Dan sekarang,
Bukan aku membelakangi senyumu,
Bukan pula aku ingkar pada tatapanmu, yang sembunyi mencari pandang
Telah kukirim surat ini pada waktu untuk menggesermu keluar dari sudut butaku,
Menuai pertemuan, menunggu semesta adalah keniscayaan,
Karena bulan akan terus berlayar,
Hingga pagi dan aku hanya menunggu untukmu