Strategic Leadership Training (SLT) Ajak Pemuda Atasi Kemiskinan
Bogor – Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2019 berjumlah 25,14 juta jiwa atau 9,41 persen. Angka tersebut lebih rendah 0,53 juta jiwa dibandingkan dengan penduduk berpengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan pada September 2018 lalu.
Hanya saja di masa depan penurunan kemiskinan diprediksi akan melambat, itu berarti mereka yang masuk ke dalam kelompok di bawah garis kemiskinan masih harus dibantu untuk bangkit. Kemiskinan hingga kini masih menjadi salah satu tantangan besar agar segera dituntaskan.
Menjawab tantangan besar tersebut, Dompet Dhuafa Pendidikan melalui Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) bertekad mempersiapkan, membentuk, dan mewujudkan calon-calon pemimpin masa depan yang memiliki pola pikir dan cara pandang strategis dalam menyikapi problematika kemiskinan di Indonesia. Berlandaskan hal tersebut pada Kamis hingga Sabtu (22-28/07), Beastudi Indonesia mengelar Strategic Leadership Training (SLT) yang diadakan di IZI Hotel, Bogor, Jawa Barat .
Dihadiri 75 penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 9 dari 22 kampus besar di Indonesia (UI, UNJ, IPB, UNPAD, UPI, ITB, UGM, UNY, UPN Veteran Yogyakarta, UNS, UNSRI, UNTAN, UNAIR, ITS, UNESA, UPN Veteran Jawa Timur, UNNES, UNDIP, UB, UM, UNAND, dan UNP), kegiatan bertajuk “Mengelola Sumber Daya untuk Mengatasi Kemiskinan” ini digadang-gadang mampu menumbuhkan semangat para aktivis untuk mengentaskan kemiskinan di negeri ini melalui serentetan ide-ide hebat.
“SLT bertujuan mengembangkan aspek kepemimpinan strategis dari penerima manfaat program kami. Selain itu kami juga ingin agar mereka bisa mengambil inspirasi dan keteladanan dari tokoh yang telah berkiprah di masyarakat, lalu merumuskan dan mengevaluasi agenda-agenda strategis kepemimpinan dan menguatkan jaringan strategis kepemimpinan masa depan,” kata Muhammad Saepudin, Manajemen BAKTI NUSA. “Penerima manfaat juga memiliki target yang harus dicapai. Hal tersebut meliputi berkembangnya aspek kepemimpinan strategis penerima manfaat, semangat kontribusi dan kepedulian penerima manfaat terhadap berbagai persoalan kebangsaan yang ada di masyarakat makin terasah, dan adanya agenda strategis serta terbangunnya solidaritas dan keteraturan masa depan yang dihasilkan dari kegiatan ini,” tambahnya.
Dihadiri pembicara-pembicara yang kompeten di bidangnya seperti M. Syafii El-Bantanie, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan; drg. Imam Rulyawan, MARS, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi; M. Sabeth Abilawa, Wakil Direktur DDCU; Purwa Udiutomo, GM Beastudi Indonesia; Bambang Suherman, Direktur Program DD; Agung Pardini, Direktur SMART Ekselensia Indonesia; Evi Risna Yanti, Direktur Pusat Bantuan Hukum Dompet Dhuafa; Arif Haryono, GM Pendidikan Dompet Dhuafa Filantropi; Udhi Tri Kurniawan, GM Dompet Dhuafa Filantrophy; acara ini digadang-gadang menjadi medium titik balik perubahan pemuda Indonesia.
Selama empat hari para peserta mengikuti dua kegiatan besar yakni Leadership Sharing oleh para tokoh dan Team Building Kepemimpinan. Leadership Sharing akan berformat presentasi dan story-telling interaktif, di mana satu orang narasumber akan memberikan presentasi dan pemaparan secara mendalam dalam sesi training selama 1,5 jam, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 30 menit. Narasumber akan berdiskusi dan menjawab berbagai pertanyaan dari peserta. Sedangkan Team Building Kepemimpinan lebih menekankan pada pembentukan pribadi pemuda yang kontributif dan mampu bersaing di kancah global.
“Kami mengharapkan setelah mengikuti SLT para peserta akan memahami dinamika dan kondisi kemiskinan saat ini dan bisa mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Kami ingin agar penerima manfaat mengetahui peran penting mereka sebagai generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan yang akan datang,” tutup Muhammad Saepudin. (AR)