Oleh: Mutia Aristawidya (BAKTINUSA 9 Bandung)
Secara umum di Indonesia, lulusan S1 universitas diharapkan menjadi sosok yang termasuk dalam tiga hal berikut: mengembangkan ilmu pengetahuan lewat akademik, memajukan industrialisasi, dan mencetak jiwa-jiwa pengusaha (enterpreneurship).
Enterpreneurship atau kewirausahaan adalah proses mengembangkan visi berupa sesuatu yang abstrak menjadi lebih nyata. Visi tersebut dapat berupa ide inovatif, peluang, dan cara untuk menjalankan sesuatu. Secara teknis, apa yang bisa ditawarkan dari pengembangan inovasi adalah teknologi, model bisnis, dan pasar (market). Menumbuhkan sikap enterpreneurship dapat dimulai sejak masa kanak-kanak, dengan pendidikan kontekstual dan edukasi pemanfaatan teknologi yang efektif.
Bila indikator kesuksesan negara terfokus hanya pada kondisi perekonomian makro, banyaknya investor asing yang masuk, atau kemampuan ekspor-impor, tentu potensi usaha kecil dan menengah (UKM) atau startup lokal menjadi berkurang karena belum menjadi perhatian. Dengan mencari titik temu antara teknologi dan pengembangan yang berkelanjutan.
Pembelajaran formal kini hanya tertuju pada human capital dan financial capital. Sementara untuk membentuk iklim sociopreneurship yang baik, diperlukan 3 aspek lainnya yaitu natural capital, social capital, dan spiritual capital. Empati dan moral perlu ditumbuhkan, dan hanya bisa terjadi bila dilakukan pendekatan yang humanis dan kontekstual.