Seseorang bertanya: Kak bolehkah kita buka puasa bersama?

Ramadhan, namanya begitu harum dan populer. Bersamaan dengan bening dan cerahnya cahaya Al-Qur’an yang senantiasa terpaut dengan dirinya.

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

QS. Al-Baqarah: 185

Bulan diturunkannya Al-Qur’an, sebuah mukjizat Nabi terakhir kita, Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Mukjizat yang tentu jauuh jauuh jauhhh dan terlampau jauh lebih berharga daripada emas seluruh bumi ataupun lebih lagi.

Al-Qur’an telah dan seharusnya menjadi poros utama fokus seorang hamba yang ingin mencapai taqwa sehingga berhasil meraih goal-nya di Bulan Ramadhan. Bahkan sejatinya, seluruh aktivitas seorang mukmin mestinya adalah manifestasi dari pengamalan Al-Qur’an, setiap detiknya, semampunya.

Lantas, seseorang bertanya: Kak bolehkah kita buka puasa bersama di bulan mulia Ramadhan?

Jawabanya sangat dependen pada bagaimana dan mengapa kegiatan itu dilaksanakan. Tentunya ada banyak bentuk dari kegiatan tersebut sehingga tidak dapat disamaratakan. Mudahnya, coba jawab saja pertanyaan ini:

Apakah kegiatan tersebut menjadikan setiap orang yang terlibat di dalamnya menjadi semakin dekat dengan Allah?

Berbagai agenda buka bersama di masjid-masjid, dimana didahului dengan taklim atau pengajian, tadabbur Al-Qur’an, kegiatan pengajaran Al-Qur’an, dan hal-hal semacamnya tidak diragukan lagi merupakan salah satu taman di antara taman-taman surga, yang muaranya jugalah merayakan Bulan Al-Qur’an Ramadhan dengan mengharap wajah Allah.

Selain pertanyaan tadi, bisa juga dengan menjawab pertanyaan ini:

Apakah Allah ridha dengan agenda tersebut?

Jika cara dan kegiatanya benar, misalnya tidak ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan) dengan alasan yang tidak dibenarkan, tidak ada ghibah, dan tidak menjadikan ibadah berikutnya seperti tarawih menjadi terlalaikan, pastilah insyaa Allah, Allah akan meridhai setiap upaya hambanya dalam mengupayakan kegiatan tersebut. Sebab upaya dan cara yang salah dapat menyebabkan munculnya ketidak ridha-an Ar-Rahmaan bahkan kemurkaannya, na’udzubillahi min dzalik. Terlebih pada Bulan Al-Qur’an ini dimana tidak hanya pahala yang dilipatgandakan, melainkan juga dosa.

وتضاعف الحسنة والسيئة بمكان فاضل كمكة والمدينة وبيت المقدس وفي المساجد , وبزمان فاضل كيوم الجمعة , والأشهر الحرم ورمضان

Kebaikan dan keburukan (dosa) dilipatgandakan pada tempat yang mulia seperti Mekkah, Madinah, Baitul Maqdis dan di masjid. Pada waktu yang mulia seperti hari Jumat, bulan-bulan haram dan Ramadhan.” [Mathalib Ulin Nuha 2/385]

Pada intinya, buka puasa bersama haruslah menjadi salah satu upaya penunjang taqwa, bukan sebaliknya. Pada Bulan Ramadhan ini sangat banyak macam kegiatan ketaqwaan yang seharusnya diperjuangkan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menolong kita untuk istiqamah melaksanakannya.

 

Sumber:

https://muslim.or.id/46880-dosa-juga-dilipatgandakan-di-bulan-ramadhan.html