Bandung – Menciptakan pemuda berkarakter, berjiwa pemimpin, dan berkontribusi butuh proses dan komitmen. Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) sebagai program pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa yang berada di bawah naungan Dompet Dhuafa Pendidikan, terus menerus berupaya membentuk pemimpin berkarakter dan kompeten untuk wujudkan Indonesia berdaya.
Pada Minggu (27/09) Future Leader Challenge (FLC) 2020 menghelat Mega Inspiring Talk (MIT) bersama Sandiaga Salahuddin Uno, Pengusaha dan Tokoh Politik Nasional yang dilaksanakan daring via ZOOM dan dihadiri lima ratus peserta dari seluruh Indonesia.
Tergerak melihat fenomena pemuda saat ini, Sandiaga Uno, ambil bagian di MIT untuk memberikan motivasi kepada pemuda Indonesia terkait pentingnya disruptive leader. Dalam pemaparannya ia kilas balik ke masa di mana ia mengalami PHK akibat krisis moneter 90-an silam. Kegagalan tersebut ia anggap keberkahan sehingga membentuknya menjadi seorang pemimpin dan navigator krisis dengan memberikan inovasi dan solusi.
“Krisis adalah peluang yang membuka kesempatan serta peluang kepada pemuda untuk melihat masalah di sekitar dan mampu mengajari mereka melakukan pendekatan berbasis solusi bahwa ini bukan tentang diri sendiri melainkan tentang hajat hidup orang banyak. Tugas disruptive leader ialah bertanya pertanyaan dasar dan betul-betul mengaspirasi dan menginspirasi agar bisa mengatasi tantangan bangsa untuk terus maju,” ujarnya.
Sandiaga Uno mengajak peserta menjadi pemimpin di tengah turbulensi yang dialami dunia akibat guncangan pandemi Covid-19. Dalam perubahan besar saat ini, calon pemimpin dituntut mampu memantik ide-ide kekinian sehingga melahirkan inovasi. Disruptive leader diharapkan menjadi sosok solutif bagi semua kalangan, menghindari adanya benturan kepentingan, dan mengesampingkan keuntungan pribadi.
Sebagai seorang pengusaha, Sandiaga menjelaskan bahwa peran disruptive leader itu tidak mudah. “Sebagai disruptive leader pemuda ialah inisiator terdepan dalam mengatasi tantangan di masyarakat seperti sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan. Bukan hanya itu, pemuda harus membuat inovasi segar di tengah keterbatasan, bisa mengambil keputusan, dan mengelola kebijakan ekonomi untuk menyelamatkan kerusakan permanen sistem perekonomian,” papar Sandy.
Menurut Sandi, ada 3C yang harus dimiliki seorang pemimpin: Competence, consistency, character. “Disruptive leaders berarti seorang pemimpin harus mampu membangkitkan optimisme masyarakat dengan meningkatkan komitmen, konsistensi, dan karakter. Keinginan menjadi disruptive leaders berarti pemuda tak boleh semangat hanya di awal saja, mereka mesti tangguh, dan memiliki value yang baik serta akhlak karimah,” jelasnya.
“Semakin tinggi ujian hidup ini, maka semakin besar pula prestasi yang dicapai jika ujiannya dapat kita atasi. Saya yakin pemenang-pemenang yang melewati krisis pandemi akan menjadi generasi yang unggul,” tutup Sandiaga Uno. (MESxAR)