Saatnya Pemuda Kikis Kemiskinan!

Saatnya Pemuda Kikis Kemiskinan!

 

Bogor – Beastudi Indonesia menyelenggarakan Strategic Leadership Training (SLT) bertajuk “Mengelola Sumber Daya untuk Mengatasi Kemiskinan” di Hotel IZI, Bogor, Jawa Barat pada 25-28 Juli 2019. Kegiatan tahunan ini dihadiri 75 penerima manfaat BAKTI NUSA angkatan 9 yang berasal dari 22 kampus besar di Indonesia.

 

Di hari pertama para penerima manfaat mengikuti Leadership Training bersama Muhammad Syafei Al Bantanie, Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan. Pada kesempatan ini ia menggadang tema “Misi Kepemimpinan Pemuda Membangun Masyarakat Madani”. Dalam materinya Syafei menyampaikan pentingnya melahirkan generasi pemuda kontributif agar lebih peduli dengan kemiskinan, salah satu cara yang bisa dilakukan pemuda untuk menguraikan kemiskinan ialah melalui penggunaan Model CIBEST.

 

“Melalui metode ini kita bisa menetapkan standar kebutuhan material dan kebutuhan spiritual sehingga memudahkan kita dalam menganalisis kemiskinan,” ujar Syafei.

 

Ia menambahkan jika kemiskinan didasarkan pada lima variabel yaitu pelaksanaan salat, puasa, zakat, lingkungan keluarga, dan kebijakan pemerintah. Dari kelima variabel tersebut kemudian ditentukan standar garis kemiskinan spiritual atau spiritual poverty line. Dipilihnya kelima variabel tersebut dilakukan dengan sejumlah alasan salah satunya mentalitas.

 

“Mentalitas sangat mempengaruhi apakah sebuah masyarakat akan menjadi masyarakat miskin atau menjadi masyarakat yang bisa berjuang meningkatkan hidupnya dan membangun tatanan yang baik,” kata Syafei.

 

Menurut Syafei jika berkaca pada sejarah, intervensi atas kemiskinan spiritual menjadi sangat penting untuk melahirkan masyarakat yang kuat, karena intervensi material hanya sementara.

“Kalau kita memakai angka statistik, potensi Indonesia itu besar, tapi kenapa kita tidak bisa mengentaskan angka kemiskinan? Karena bisa jadi mapping-nya di beberapa elemen masyarakat melakukan kemiskinan yang lain,” tegasnya.

 

“Karena itulah sudah saatnya pemuda berjuang bersama-sama memberikan kontribusi terbaik bagi umat,” tandas Syafei.

 

Syafei mengajak para aktivis mengambil langkah konkret dengan mengubah mindset agar mampu mewujudkan pribadi penuh kompetensi demi mewujudkan Indonesia lebih baik dan mampu mengentaskan kemiskinan. “Saatnya melangkah, sekecil apapun langkah yang teman-teman ambil, walau perlahan percaya saja jika hal itu akan menjadi bola salju yang akan bergulir dan mempengaruhi anak muda lainnya untuk berbuat hal serupa,” tutupnya. (AR)