Kasus ini mungkin sudah cukup lama dibahas oleh dunia, namun semakin kesini perbincangan tentang Rusia dan ukraina semakin dibahas oleh dunia Kembali. Karena hingga hari ini hubungan Rusia dan Ukraina belum juga kunjung reda justru semakin memanas. Per tanggal 4 Mei 2022 hari ini, bahkan Rusia semakin memicu terjadinya peperangan Kembali dengan diluncurkannya video ilustrasi ketika Rusia meluncurkan rudal kepada Inggris, dan hal tersebut disiarkan melalui TV Rusia, membuat dunia semakin ketar-ketir dan juga waspada terhadap apa yang sedang dilakukan oleh Rusia.
Beberapa kasus yang sudah terjadi antara Rusia-Ukraina adalah Rusia sudah meluncurkan beberapa operasi militer di bagian jantung kota Ukraina dan juga di Kawasan militer Ukraina, hingga menimbulkan tempat senjata Ukraina mengalami kerusakan. Hingga hari ini pun peperangan belum juga usai.
Disamping hal tersebut, pada November 2022 dunia akan menyelenggarakan G20 yang dilaksanakan di Indonesia, yakni di Bali. G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia. Indoensia sebagai tuan rumah G20 tersebut menjadi sorotan dunia dalam upaya penyelenggarannya.
Salah satu kasus yang sedang diperbincangkan salah satunya adalah ketidaksepakatan AS dalam penyelenggaraan G20 dengan mengundang Rusia. Beberapa kali AS juga akan mengancam memboikot G20 ketika Indonesia sebagai tuan rumah juga mengundang Rusia.
Namun, tepat di tanggal 29 April lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo memberikan statement terkait ancaman AS tersebut. Dalam pidatonya, Joko Widodo menyampaikan bahwa ia tetap akan mengundang seluruh negara yang terlibat dalam G20 tak terkecuali Rusia dan Ukraina. Beliau juga menyampaikan bahwa ia tidak akan ikut campur dalam hal ketegangan dua negara tersebut, namun beliau akan menyatakan siap membantu ketika ada kebutuhan akan kemanusiaan.
Dalam kacamata opini, menjunjung tinggi perdamaian merupakan hal baik yang dilakukan oleh Presiden bahwa ia tetap sesuai dengan kaidah UUD yakni menjunjung tinggi perdamaian dunia, tak lepas juga bahwa akan membantu dalam hal kemanusiaan. Di samping perdebatan politik dan ekonomi, dalam kasus ini, hal tersebut merupakan Gerakan Indonesia sebagai negara non blok yang tidak memihak siapapun. Namun, hal ini juga perlu diperkuat dengan bagaimana sikap Indonesia selanjutnya dengan hal ini. Dengan adanya G20, harapannya Indonesia sebagai tuan rumah dapat menjangkau hingga kepada perdamaian dunia dan bisa menjunjung tinggi budaya Indonesia di kancah dunia, yakni budaya Gotong Royong dan semangat untuk berkolaborasi.
Namun, untuk skala yang lain yakni politik dan ekonomi, sepertinya Indonesia akan mengalami goncangan yang cukup buruk ketika peperangan ini terus berlanjut. Indonesia sebagai negara berkembang, dengan persiapan akan militer yang masih kurang dibandingkan dengan negara maju cukup membuat Indonesia akan di tarik-ulur oleh blok, entah NATO maupun sekutu Rusia. Selain itu, operasi militer yang akan semakin terus berlanjut membuat ekonomi Indonesia juga cukup kewalahan dengan system Ekspor-Impor yang justru juga akan semakin di monopoli.
Oleh karena itu, sebelum hal tersebut terjadi, peran Indonesia sebagai tuan rumah G20 harus dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menjadikan dunia ini kembali damai.
Semoga 🙂