Bogor – Pemuda memiliki potensi besar mengubah suatu bangsa, pemuda memiliki potensi besar menjadi pemimpin terbaik untuk generasinya, dan penting bagi pemuda mengetahui potensi yang dimiliki bangsanya. Pada Minggu (29/11) Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) memaksimalkan peran dan potensi para alumni BAKTI NUSA 8 dan 9 dalam sesi Training ZISWAF di gelaran National Mission 2020 yang diadakan daring via ZOOM.
Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam, mempunyai banyak program untuk menyejahterakan masyarakat, khususnya yang berada di bawah garis kemiskinan dan rentan. Selama menjadi penerima manfaat BAKTI NUSA, para alumni terus menerus dikenalkan dengan program-program Dompet Dhuafa agar paham bagaimana cara mengelola amanah umat.
138 alumni BAKTI NUSA dari 21 kampus terbaik di Indonesia mengikuti Training ZISWAF dengan pembahasan “Zakat Infak Sedekah (ZIS): Modal dan Model Ideal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Modern”bersama Prof. Dr. Drs. KH. M. Amin Suma, SH., MA., MM., Ketua Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa. Menurut Prof. Amin, Indonesia beruntung karena zakat telah diatur dalam undang-undang, berbeda dengan negara lain di mana pengelolaannya yang diatur, karena semua sudah melekat di masyarakat.
“ZIS memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat yang mencakup pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan. Karena itulah dibutuhkan pemuda hebat yang memiliki keinginan kuat mengubah ekonomi bangsa melalui ZIS. Sebab ZIS memiliki potensi yang sangat besar memajukan bangsa” ujar Prof. Amin.
Hanya saja, menurutnya dalam pengelolaan ZIS tak cukup bermodal ilmu mumpuni, tetapi juga harus diikuti dengan model serta profil yang mencerminkan integritas. “Integritas itu harus dimiliki oleh para milenial, sebab hal tersebut menunjukkan kewibawaan serta kejujuran yang akan bermuara pada kepercayaan masyarakat kepada kita,” jelasnya. “Jangan sampai nilai-nilai kebaikan yang melekat pada ZIS hilang begitu saja katena sifat koruptif,” tambah Prof. Amin.
Prof. Amin mengungkapkan jika ZIS adalah modal sangat pokok untuk dijadikan model dalam pengelolaan keuangan untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, potensi ZIS sangatlah besar hingga bisa dijadikan model ekonomi ideal.
“Karena ZIS ialah modal sekaligus model yang didasarkan pada niat tulus, ikhlas, tidak ada harapan apapun, dan tidak ada kepentingan; maka bisa dibilang jika dana ZIS benar-benar bersih. Meskipun ZIS telah ada sejak lama, namun hingga saat ini tata kelolanya masih relevan dengan ekonomi modern. Karena itulah saya yakin ZIS mampu mengangkat derajat serta perekonomian sebuah bangsa,” papar Prof. Amin.
Dalam materi yang ia sampaikan, Prof. Amin turut menyinggung tentang pentingnya memiliki visi misi dalam bermimpi. Baginya semua orang harus memiliki mimpi besar, semua harus terlihat ideal, meskipun pada akhirnya tidak semua mimpi bisa terwujud. Ia menambahkan, karena itulah mulai sekarang para pemuda harus membangun mimpi dengan visi dan misi menciptakan kebermanfaatan bagi orang lain.
‘Setelah melihat 138 alumni BAKTI NUSA mimpi saya bertambah lagi, saya ingin semua alumni bersinergi sehingga mampu memberikan kesejahteraan yang luar biasa kepada bangsa ini. Cintailah pekerjaan yang kita geluti, apapun bentuknya. Termasuk jika nanti kalian bekerja sebagai amil. Karena amil adalah profesi yang dihormati oleh agama, diakui oleh negara dengan undang-undang dan dinantikan oleh masyarakat,” tutup Prof. Amin. (AR)