Ada masalah apa sih terkait literasi baca buku di Indonesia?
Dari Kompas, The Jakarta Post dan Antara, UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca.
Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Apakah memang masyarakat Indonesia tidak suka membaca? atau akses terhadap buku yang sulit? atau karena masyarakat lebih suka berselancar di sosial media atau menatap layar tv?
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional oleh Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan pemirsa TV di Indonesia mencapai 91,5% pada tahun 2015 sementara pembaca surat kabar mencapai 13,1%, titik terendah sejak tahun 1984.
Menurut LegalEra.id, 60 juta orang Indonesia memiliki gadget dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi salah satu pengguna smartphone aktif terbesar di dunia. Ironisnya, meski memiliki minat baca yang sangat rendah, data tahun 2017 dari We Are Social mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget sekitar 9 jam sehari.
Apabila berbicara tentang kualitas pendidikan literasi anak,benarkah jika anak anak indonesia tidak suka membaca? bagaimana jika mereka hanya perlu dibantu dalam kemudahan mendapatkan buku?
Mengapa membaca menjadi penting?
Membaca merupakan kebutuhan selayaknya makanan. Selain memberikan asupan nutrisi untuk otak, membaca meningkatkan daya kreatif, imajinasi dan kemampuan berpikir kritis.
Membaca dibutuhkan untuk memahami berbagai hal di dunia ini, dan untuk mendekatkan pada pengetahuan dan Tuhan.
Bismillah dalam mengawali kontribusi dalam literasi saya dengan tim melahirkan project mocobukuwae. Mocobukuwae merupakan platform yang bertujuan untuk mempersuasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi terutama membaca buku untuk anak-anak.