Membangun Indonesia dari Daerah Asal

Oleh Faris Hafizh Makarim

Institut Teknologi Bandung

 

“Bakti kami untukmu Tuhan, Bangsa, dan Almamater, Merdeka! Merdeka! Merdeka!” Itulah kata-kata yang menjadi semboyan sakral bagi mahasiswa ITB. Merdeka! Merdeka! Merdeka! Apa pandanganmu terhadap kemerdekaan?

 

Kemerdekaan

“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Tentu nenek moyang kita merasakan bagaimana penjajahan di tanah air ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan. Pendidikan terbatas, masyarakat ditindas, hak-hak manusia direnggut, dan lain-lain. Itulah zaman dahulu. Sekarang Indonesia ‘katanya’ telah merdeka. Namun, kenapa kita masih dapat melihat banyak masyarakat yang tidak sejahtera? Kenapa masih ada daerah-daerah yang disebut tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)? Kenapa kita masih bisa menemukan desa-desa yang sangat sulit mendapatkan akses pendidikan berkualitas, kesehatan yang memadai, dan ekonomi yang mencukupi? Desa-desa masih belum berkembang. Sementara itu, kita melihat bahwa di perkotaan banyak terdapat masalah sosial, seperti tunawisma, anak-anak jalanan, perumahan kumuh, dan pengangguran. Apakah Indonesia hari ini telah benar-benar mendapatkan kemerdekaannya?

 

Kenapa Bisa?

Ada satu fenomena yang dirasa cukup berpengaruh terhadap berbagai permasalahan tadi: perpindahan masyarakat dari desa ke kota. Desa tidak berkembang, desa tidak menjanjikan, masyarakat merasa tidak akan maju jika tetap di desa. Pemikiran itulah yang mendasari banyaknya masyarakat desa yang pergi ke kota untuk mencari penghidupan. Perpindahan masyarakat dari desa ke kota menyebabkan jumlah penduduk di kota yang terlalu banyak. Ketidaksanggupan kota untuk menampung manusia dengan jumlah yang banyak itulah yang memunculkan berbagai permasalahan sosial di kota. Orang-orang baru yang datang ke kota tidak semuanya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan ditambah lagi adanya keterbatasan lapangan pekerjaan. Alhasil, tidak sedikit yang akhirnya mengalami kegagalan dalam perantauannya. Desa terlalu tertinggal dan kota terlalu sempit untuk dapat menyejahterakan seluruh masyarakat.

Tetap Tinggal di Daerah Asal

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Andaikan semua orang tetap tinggal di daerahnya masing-masing untuk berkontribusi di sana, seluruh daerah akan berkembang dengan baik. Daerah akan dibangun sesuai dengan potensi dan kebudayaan yang dijunjung di sana karena pemeran pengembangan masing-masing daerah adalah putra daerahnya sendiri. Jelas, mereka berpotensi lebih tau banyak hal tentang daerahnya sendiri ketimbang orang lain. Maka tetaplah tinggal, dan bangunlah daerahmu!