Cara Kita Memandang Hidup Menentukan Masa Depan

Memandang, artinya bicara sudut pandang. Cara kita memandang kehidupan, membentuk kehidupan kita. Bagaimana mendefinisikan kehidupan, menentukan masa depan kita. Setiap kali kita memandang kehidupan dengan sudut pandang negatif, maka segala sesuatunya serba kekurangan, tidak berjalan sempurna. Sebaliknya, bisa melihat dengan sudut pandang positif, maka kita akan mampu bersyukur, bahkan di saat mengalami situasi yang cukup berat sekalipun.

Muslim perlu menyadari bahwa islam adalah agama sederhana dengan ajarannya yang lugas. Tidak perlu membuatnya rumit, ketika sesuai dengan definisinya, jujur dan sederhana. Tentunya mudah untuk mengingatkan diri sendiri tentang hal itu, tetapi sekaligus, juga mudah untuk dilupakan. Mari menyelami surah As-Syuara ayat 36, yang bercerita bagaimana seharusnya seorang manusia ‘memandang kehidupan’

“Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal”

Ayat ini mengisyaratkan segala hal yang telah Allah berikan, bersifat keterbukaan. Bahkan hal sangat kecil sekalipun. Tetapi sering kali manusia kekurangan dalam hal apapun, termasuk perihal waktu. Merasa waktu berlalu demikian cepat, seolah waktu bergulir tanpa makna. Tidak terasa hari berlalu, minggu terlewati, bulan terlampau, bahkan tahun pun dirasa bagai kereta api super cepat yang ternyata sudah berada di awal tahun yang berbeda.

Momen demi momen terlewati, beragam peristiwa disekitar terjadi, berbagai kegiatan dikerjakan, pemikiran pun tak kalah ragamnya dengan berbagai ide, keinginan dan rencana, berkembang sedemikian cepat. Ternyata dalam tiap bab kehidupan, ada sebuah pintu yang dibukakan oleh Allah swt, untuk kemudian beralih dari satu petualang ke petualang lainnya. Pada dasarnya gabungan dari semua pengalaman hidup, apakah itu baik atau tidak, menyenangkan atau mengecewakan, semuanya akan bermuara pada satu hal, yaitu ‘kenikmatan kehidupan dunia’

Ada dua hikmah dalam surah As-Syuara ayat 36 tentang kenikmatan hidup di dunia. Pertama, pengalaman apapun yang terjadi merupakan bagian dari mematangkan diri, mendewasakan diri. Dan bagian dari perkembangan kadang bisa membuat bangga, tetapi kadang-kadang juga tidak. Ada hal-hal di masa lalu yang disesali, tapi yakinilah rasa sesal itu hadiah dari Allah yang menyelematkan  kita. Kedua, setiap pengalaman dalam kehidupan adalah sesuatu  yang dapat diambil manfaatnya. Mungkin saja saat ini kita tidak dapat melihatnya, mengenalinya, atau menghargai setiap yang terjadi di kehidupan ini.

Akan tetapi Allah swt mengatakan setiap benda, pengalaman dan segala sesuatu yang terjadi, semuanya memberi arti dan merupakan bagian dari sesuatu yang lebih besar. Saat menoleh ke masa lalu, sebagian orang akan merasa lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa untuk masa depan. Namun, sebagian yang lain merasa kuat saat melihat masa lalu. Allah lah yang membuat kita mengalaminya, seharusnya membuat kita semakin kuat daripada yang lalu, bahkan mungkin bisa membantu orang lain melewati pengalaman ini. Inilah yang dimaksud pengalaman menjadikan diri semakin dewasa dan melihat pengalaman itu seperti yang seharusnya.

Maka berkomitmenlah untuk menjadi manusia yang dapat memandang kehidupan secara utuh. Bersiaplah untuk menjadi manusia ‘penerima mandat kehidupan’ yang dengannya bisa menjalani misi kehidupan sebagai amal terbaik untuk di akhirat kelak. Sesungguhnya bukanlah suatu pencapaian dalam hidup ini, bila tidak membuat kita menuju Allah, mendekat kepada Allah dan menjadi hamba Allah yang terbaik.

Oleh : Nadia Karimah (PM BAKTI NUSA 9 Bandung)

Sumber : Your Sin Is Not Greater Than God’s Mercy