Melawan Disabilitas dengan Disabilitas

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah yang paling sempurna, diciptakan dengan fisik yang dapat membantu fisik lainnya dalam satu tubuh serta akal yang dapat membantu keberlangsungan hidup dengan segala hal yang ada muka bumi ini. Meskipun tetap saja Allah Swt. adalah pemilik kesempurnaan yang hakiki, dan sebagai manusia patut kita akui bahwa setiap manusia pasti punya kekurangan dan kelemahan. Namun dengan kekurangan dan kelemahan tadi tidak seharusnya menjadikan kita sebagai manusia untuk membatasi diri hingga menyerah dan berputus asa, justru jadikan kekurangan dan kelemahan tadi sebagai senjata utama untuk melewati batas-batas kebaikan yang tadinya kita batasi sendiri.

 

Disabilitas salah satu topik yang menarik dibahas jika menyangkut tentang pemaknaan kekurangan, pasalnya masih banyak hari ini yang menganggap bahwa penyandang disabilitas berbeda dengan orang pada umumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disabilitas adalah keadaan (seperti sakit atau cedera) yang merusak atau membatasi kemampuan mental dan fisik seseorang. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, pasal 4 menyatakan bahwa ragam Penyandang Disabilitas meliputi Penyandang Disabilitas Fisik, Penyandang Disabilitas Mental, Penyandang Disabilitas Intelektual dan Penyandang Disabilitas Sensoris.

 

Sedangkan klasifikasi penyandang disabilitas menurut WHO ada tiga kategori penyandang disabilitas, yaitu :

  1. Impairment, yaitu orang yang tidak berdaya secara fisik sebagai konsekuensi dari ketidaknormalan psikologik, psikis, atau karena kelainan pada struktur organ tubuhnya.
  2. Disability, yaitu ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas pada tataran aktivitas manusia normal, sebagai akibat dari kondisi impairment
  3. Handicap, ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan peran sosial-ekonominya sebagai akibat dari kerusakan fisiologis dan psikologis baik karena sebab abnormalitas fungsi (impairment) atau karena disabilitas (disability).

 

Meskipun dalam pemaknaannya, disabilitas adalah sebuah kekurangan dan kelemahan, tetapi sebenarnya penyandang disabilitas memiliki kelebihan yang melebihi orang pada umumnya yang bahkan terkadang tidak dapat diketahui oleh orang pada umumnya. Bisa dikatakan bahwa orang-orang penyandang  disabilitas adalah orang-orang yang istimewa.

 

Misalnya, penyandang disabilitas tubuh yang kehilangan tangannya. Banyak kita temukan penyandang disabilitas tubuh ini mampu menyalurkan bakatnya menggunakan organ lainnya seperti kaki, ada beberapa dari mereka yang mampu melukis hebat dengan kakinya yang tidak bisa dilakukan oleh orang pada umumnya. Selain itu ada juga penyandang disabilitas netra, penyandang disabilitas netra adalah orang yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan, namun mereka memiliki kemampuan pendengaran yang lebih tinggi dan cepat dibanding orang pada umumnya.

 

Hakikatnya kita adalah manusia yang tidak pernah sempurna, sebab kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah Swt. Namun Allah Swt. telah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya ciptaan. Akan selalu ada kelebihan yang ditemukan dalam kekurangan, yang perlu kita lakukan adalah fokus pada pemanfaatan kekurangan tadi menjadi sebuah kelebihan, bukan fokus pada batasan-batasan sebagai akibat dari kekurangan.

 

Yang terpenting adalah kolaborasi dan saling melengkapi. Orang-orang yang tidak disabilitas secara kesehatan membantu orang-orang yang disabilitas, dan begitu pula sebaliknya. Sebab setiap dari kita memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, maka sudah sebaiknya sebagai masyarakat Indonesia kita saling melengkapi demi terwujudnya negara Indonesia Emas yang baik dan rukun. Bukankah Sang Pencipta tidak pernah melihat bentuk dan rupa kita melainkan dilihat dari amal kebaikan yang kita lakukan?