Masjid Sebagai Pilar Transformasi Masyarakat

oleh : Miftakhul Huda Fadhlullah

PM Baktinusa 9 Semarang

 

 

Pada 2030-2045, Indonesia akan memasuki fase bonus demografi. Pada tahun tahun tersebut, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang berusia produktif, atau berusia 15-64 tahun berjumlah sekitar 64% dari penduduk indonesia saat itu, yang diperkirakan mencapai 297 juta jiwa. Ibarat pisau bermata dua : menjadi menguntungkan bangsa ini, atau menjadi sebuah musibah. Tergantung bagaimana mempersiapkannya.

Dalam menghadapi momen tersebut, tentu diperlukan kualitas manusia yang mumpuni dan berkarakter. Mengutip nasihat ust Abdullah Gymnastiar, Indonesia tidak sekadar butuh manusia yang pintar dan berkompeten, tetapi lebih dari itu : cerdas, berkompeten, beradab dan berakhlak. Karena pada kenyataannya, banyak putera bangsa kita yang memiliki kecerdasan, namun banyak terjerat kasus korupsi. Banyak putera bangsa yang berkompeten, tetapi terjerat kasus asusila.  Pada tatanan masyarakatnya, terutama pada pemudanya juga mengkhawatirkan. Survei Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 menyebutkan perilaku seks pranikah pada remaja dilaporkan sebanyak 4,5%  pada laki-laki dan 0,7% pada perempuan usia 15-19 tahun. Sedangkan perilaku seks pranikah usia 20-24 tahun sebanyak 14,6% pada laki-laki dan 1,8% pada perempuan.

Berbicara mengenai transformasi masyarakat mengenai akhlak, adab, dan moral;maka ada kiranya kita belajar dari buku sirah nabawi. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam karyanya yang berjudul Sirah Nabawiyah menjelaskan, tatkala Rasulullah SAW hijrah dari Makkah menuju ke Madinah, yang dilakukan Rasulullah SAW pertama kali adalah mendirikan masjid, yang kini dikenal sebagi Masjid Nabawi. Masjid Nabawi bukan sekadar tempat untuk melaksanakan shalat semata, akan tetapi juga merupakan tempat bagi orang-orang muslim menerima pengajaran islam, balai untuk berkumpul berbagai unsur kekabilahan, tempat mengatur urusan politik hingga menjadi tempat tinggal bagi kaum muhajirin yang tidak memiliki tempat tinggal. Berawal dari masjid, Rasulullah SAW mendidik sahabat-sahabat beliau dan masyarakat Madinah menjadi generasi yang unggul. Ini terbukti, hanya dengan 10 tahun sejak Rasulullah hijrah, umat islam saat itu menjadi umat yang adidaya dan ditakuti oleh bangsa lainnya. Satu hal yang Rasulullah ajarkan kepada kita : transformasi masyarakat berawal dari masjid.

Pendataan terakhir oleh DMI jumlah masjid di Indonesia sebanyak 800ribu, dan pendataan tersebut belumlah final. Jika kita katakan saja penduduk muslim Indonesia berjumlah 80% dari total penduduk yang ada saat ini (264 juta jiwa), maka 1 masjid bertanggungjawab atas 264 orang. Bukan suatu yang mustahil jika kita hendak membangun peradaban dari masjid. Maka, harapan itu masih ada. Selama kita masih berpegang pada agama Allah dengan memuliakan rumah-Nya, dengan memakmurkannya, maka peradaban yang kita impikan bersama insyaAllah akan terwujud.