Halo, Leaders! Selamat menyambut bulan Juni, bulan yang bagi sebagian orang cukup istimewa, apalagi bagi penggemar Eyang Sapardi Djoko Damono. Bulan Juni, bulannya Eyang Sapardi. Karyanya yang berjudul “Hujan Bulan Juni” berhasil mendapatkan tempat tersendiri bagi pembacanya, namun pada tulisan ini, penulis tidak akan membahas puisi-puisi Eyang Sapardi. Ah, tapi tak ada salahnya, sebelum membaca paragraf selanjutnya, mari kita langitkan doa terbaik bagi sastrawan kharismatik yang satu ini. Semoga beliau diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya.
Kali ini, kita bahas tentang pembentukan kebiasaan yuk, Leaders! Hayo, siapa yang di sini, butuh banget tips buat istikamah dalam membentuk kebiasaan baik? Nah, artikel ini cocok banget buat kamu baca. Penulis mengambil referensi dari buku berjudul Atomic Habits dan beberapa video self-development di Youtube.
Biasanya nih ya, di awal pembentukan kebiasaan, pasti kita merasa semangat 45. Api semangat berkobar dengan silaunya, weiz mantap betul. Tapi nih, baru beberapa hari, eh kembali lagi ke kebiasaan lama. Sedih banget nggak sih. Sini, penulis kasih bocoran biar kebiasaan kita bisa terbentuk dengan baik.
Dalam buku Atomic Habits, Clear selalu menekankan bahwa lupakan tujuan, fokus pada sistem yang dibangun. Kok bisa gitu sih? Hmm, bukannya start with why ya. Iya sih benar, awali sesuatu dengan menetapkan tujuan, tapi jangan lupa juga bangun sistem untuk mencapai tujuan tersebut. Misal nih, kamu pengen agar leadership project yang sedang kamu bangun menjadi besar dan terkenal seantero Nusantara. Keren sih, tapi bagaimana untuk menjadikan itu semua kenyataan, bukan sekadar khayalan belaka? Nah, start from small steps. Kamu bisa memecahnya menjadi langkah-langkah kecil yang kamu lakukan setiap harinya agar leadership project milikmu menjadi berkembang pesat sehingga kebermanfaatannya pun bisa meluas. Satu persen lebih baik setiap hari akan menjadi akumulasi yang fantastis di akhir tahun. Get the point? I hope so.
Nah, ada empat cara jitu untuk membangun kebiasaan itu. Pertama, buat kebiasaan itu menjadi jelas, misal nih kamu pengen punya kebiasaan untuk membaca buku menjelang waktu tidur, nah kamu bisa meletakkan buku di dekat tempat tidur agar terlihat dengan jelas di pandanganmu. Kedua, buat kebiasaan itu menarik, kamu bisa menghadiahkan sesuatu pada dirimu sendiri agar suatu kebiasaan bisa terasa menarik. Misal nih, setelah kamu berhasil membaca buku minimal sepuluh halaman, kamu akan menonton serial bagus di Netflix setelahnya.
Ketiga, buat kebiasaan menjadi mudah, yap m u d a h. Jangan langsung yang muluk-muluk ya, Leaders! Misal kamu ingin memiliki kebiasaan membaca, ya jangan langsung targetkan sehari sepuluh halaman, cukup satu halaman dulu. Kalau bisa istikamah, gas tambah kuantitas halaman. Keempat, buat ini memuaskan. Misal nih, kamu ingin lebih hemat dengan mengurangi nongkrong di Starbuck. Kalau ada keinginan hati untuk melangkahkan kaki ke Starbuck, namun kamu bisa menahannya, uang tersebut bisa kamu masukkan ke dalam tabungan. Buat nama tabungan itu, tabungan umroh bersama orang tua, misalnya. Percaya deh, akan timbul perasaan lega dan puas.
Gimana, mudah kan? Nah, biar kamu bisa tracking kebiasaan yang kamu bangun, kamu bisa melakukan beberapa hal, seperti journaling misalnya atau mencoret tanggal di kalender setiap kamu berhasil di satu harinya. Bisa juga kamu meminta bantuan teman terdekat untuk memantau perkembangan pembentukan kebiasaan yang sedang kamu lakukan. Apalagi di Baktinusa, wah kamu bisa banget ngajakin temen seregional atau satu kelompok FLC kemarin buat membentuk kebiasaan secara berjamaah. Penulis sendiri pernah melakukannya bersama Kelompok 9 FLC dan seru!
Selamat mencoba ya! Mari setabah Hujan Bulan Juni dalam membentuk kebiasaan baik kita. See you on the next writing, Leaders, inshaallah.