Bogor – Konon di tangan pemuda nasib bangsa ini ditentukan sebab pemuda disinyalir memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Hanya saja tantangan yang dihadapi kian hari kian berat, kontribusi serta solusi menjadi jalan satu-satunya yang harus ditempuh.
Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) menggandeng Udhi Tri Kurniawan, GM Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa, untuk membersamai leadership project para penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 10 dalam sesi Zakat Development Program Sharing di gelaran Leadership Summit 2020 yang dihelat pada Sabtu (19/12).
Udhie mengatakan selama pandemi jumlah penduduk miskin meningkat pesat. Hal ini terjadi akibat lumpuhnya berbagai sektor ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. “Pandemi memukul telak ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Jumlah dan persentase penduduk miskin di pedesaan lebih banyak daripada di perkotaan,” jelas Udhie dalam materinya di depan 57 penerima manfaat BAKTI NUSA 10 dari empat belas kampus terbaik. Ia menambahkan secara rata-rata garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2020 meningkat hingga 5,01 persen.
“Dari data yang ada dapat dikatakan bila pengentasan kemiskinan melalui inovasi sangat dibutuhkan agar pemberdayaan bisa terus meluas dan kemiskinan bisa ditekan,” kata Udhie. “Inilah saat yang tepat untuk pemuda bangkit dan memberikan sumbangsih serta kontribusi nyata supaya masyarakat bisa terbantukan dan ikut terlibat dalam program atau kegiatan kemanusiaan yang teman-teman buat,” tambahnya.
Tentu saja membuat gagasan bukanlah hal remeh temeh, butuh perumusan matang dan proses bertahap lainnya. “Perkuat gagasan-gagasan, uji melalui mekanisme penelitian, dan lihat apakah program kita berdampak atau tidak,” seru Udhie. Namun menurut Udhie hal paling utama yang perlu dilakukan ialah membuat program sesuai kebutuhan masyarakat dan kebermanfaatannya tak berhenti saat programnya selesai. “Sebab itulah tiga poin membuat program harus benar-benar dipahami dan dilakukan serius,” sambungnya.
Selain membuat program mumpuni, Udhie menjelaskan bahwa zakat memiliki peran penting dalam pemberantasan kemiskinan. Karena zakat adalah ibadah Maliyah ijtima’iyah yang memiliki posisi sangat penting dan strategis baik dari sisi hukum Islam maupun sisi pembangunan ekonomi umat.
“Berbicara bisnis proses lembaga zakat, maka berbicara gagasan program yang merupakan panglima tertinggi. Tumbuhkan lembaga, tumbuhkan manfaat dengan membuat gagasan program. Harus teman-teman ingat jika ada empat pilar gagasan program yang harus diperhatikan yakni layanan, pengembangan, pemberdayaan, dan pembelaan,” papar Udhie.
Dalam pemaparan selanjutnya Udhie kembali menyampaikan jika membuat program pemberdayaan tidaklah mudah. Minimal ada lima hal yang harus dimatangkan yakni efektif, efisien, berdampak, mudah direplikasi, dan ajeg.
“Pastikan program yang teman-teman buat mampu secara efektif dan efisien mengatasi permasalahahn dan membawa perubahan situasi ke arah lebih baik. Pemuda wajib menjunjung tinggi originalitas, jangan jadi followers!” tegasnya. (AR)