Oleh: Laila Putri Nurhafsyah, PM manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) Angkatan 8 Solo
Banyak pesan kesehatan betebaran di dunia maya. Sebagian diketahui tak valid. Hal itu membuat Laila Putri Nurhafsyah tergerak hati untuk meluruskan.
Apakah kamu termasuk orang yang ingin diet? Lalu dengan beberapa referensi memutuskan untuk mengurangi makan? Kurus belum tentu, tambah gendut bisa jadi. Mengapa bisa begitu? Jawabannya ada di tangan Laila Putri Nurhafsyah, calon dokter yang sedang fokus mengembangkan konsep healthy moslem. Sebuah konsep menjaga kesehatan ala nabi.
Gadis 20 tahun ini memberi satu contoh konsep diet versinya. Salah satunya adalah dengan mengerjakan puasa sunah. Dengan puasa, sistem metabolisme tubuh kita lebih cepat untuk merespon untuk mengurangi berat badan.
“Kebanyakan orang masih berpandangan salah, yakni kalori in sama dengan kalori out. Jadi mereka memilih untuk makan sedikit. Tetapi sekalinya makan, berat badan mereka lebih cepat naik,” terang mahasiswa akhir Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini.
Peraih juara 2 Lomba Video K3 Tingkat Nasional 2017 ini juga membeberkan beberapa contoh aktivitas ibadah yang dapat dijadikan sebagai ‘obat’ ketika didera sakit. Konsep healthy moslem yang dirancang rencananya akan disusun dalam sebuah buku. Dengan buku tersebut, Afsya, begitu ia disapa, ingin membuka pikiran setiap orang bahwa kesehatan memang sangat penting namun harus dipelajari dengan baik dan benar.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK UNS 2017/2018 ini ingin semua masyarakat benar-benar menjaga kesehatan sesuai dengan ilmu kesehatan.
“Saya sendiri konsen pada kesehatan ibu dan anak. Karena jumlah perempuan itu lebih banyak. Melalui perempuan pula generasi selanjutnya dilahirkan. Kalau ‘pabriknya’ bagus, produknya juga pasti akan bagus,” terang salah satu penerima manfaat beasiswa bakti nusa tingkat nasional ini.
Selain buku, Afsya juga akan membentuk komunitas perempuan yang siap untuk menebar inspirasi di bidang kesehatan. Dia sudah mulai dengan membimbing adik tingkatnya di kampus untuk mendapatkan literasi kesehatan.
Selain itu, gadis asal Bekasi ini juga kerap menularkan ilmunya di forum seminar dan diskusi sebagai pembicara. Tak hanya itu, berbagai lomba pembuatan video edukasi kesehatan selalu diikuti. Beberapa di antaranya berhasil menjadi juara.
“Sosialisasi kesehatan, khususnya bagi anak muda, lebih masuk dengan animasi. Karena sedikit-sedikit bisa animasi, makanya kita buat dan alhamdulillah menang,” jelas juara 3 Lomba Video Edukasi IMSS Tingkat Nasional 2016 ini.
Membuat komunitas, menerbitkan buku dan mengembangkan video edukasi hanyalah sebagian kecil dari media yang digunakan Afsya untuk mempopulerkan konsep healty moeslem. Sudah ada rencana berikutnya dari peraih juara 1 Lomba Kreasi Hijab Tingkat Regional 2014 ini, yaitu ingin mendalami ilmu kesehatan ke luar negeri. Setelah lulus pendidikan, lalu koas dan internship, anak sulung ini tak langsung mengambil kuliah dokter spesialis.
“Kelihatannya banyak banget rencana dan kegiatan saya, tetapi saya diuntungkan karena memiliki sifat yang mudah menyesuaikan diri, seperti bunglon,” katanya.
Afsya bukan penyuka bunglon, namun dia ingin menjadi seperti bunglon. Sifat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan menjadi poinnya. Terbukti, dari sekian banyak rencana dan kegiatan yang dilakukan tidak saling mengganggu, bahkan saling mendukung.
“Saya menjadi aktivis tetapi tidak meninggalkan akademis. Saya ingin dapat bermanfaat bagi masyarakat selepas dari kampus,” ujarnya