Ketika Bencana Kerap Menyapa

Belakangan ini bencana alam acap kali menghampiri ibu pertiwi. Sepanjang tahun 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bancana (BNPB) mencatat telah terjadi setidaknya 3.721 bencana alam, terhitung sejak Januari hingga Desember. Masyarakat dibuat bingung oleh banyaknya bencana yang terjadi. Terkaget-kaget setiap kali mendengar hari ini longsor di daerah ini dan esoknya banjir di daerah yang lain. Korban bencana di satu daerah belum lagi pulih, namun para relawan harus segera turun ke daerah lain yang baru saja di landa musibah alam.

Tentulah banyak dari kita yang bertanya, ada apakah gerangan? Ketika logika berbicara, maka tidak sedikit bibir-bibir yang mengeluh, menyalahkan pemerintah yang tak jua mampu memberantas sumber bencana. Kita ambil banjir di ibu kota yang baru saja terjadi di awal 2020 ini sebagai contohnya. Banyak sekali akun-akun media sosial yang mengatakan pimpinan tidak becus dalam mengelola sistem drainase, banyak oknum-oknum yang menghakimi presiden, gubernur hingga wali kota. Namun, bagaimana sebenarnya? Apakah benar bahwa pemerintah adalah satu-satunya pihak yang patut disalahkan?

Mari melihat kembali ke masa kepemimpinan Ummar bin Khattab. Dahulu, Madinah pernah diguncang oleh gempa bumi. Sang Khalifah kemudian mengetukkan tongkatnya ke bumi dan bertanya. “Wahai bumi, apakah aku berbuat tidak adil?”. Selanjutnya beliau melontarkan pertanyaan kepada penduduk Madinah dan memberikan ancaman dengan tegasnya “Wahai penduduk Madinah, apakah kalian berbuat dosa? Tinggalkan Perbuatan itu atau aku yang akan meninggalkan kalian.”[1]

Melalui secuil kisah di atas, telah bisa kita ketahui bahwa bencana alam akan datang ketika penduduk di suatu negeri melakukan maksiat. Seketika salah satu lirik lagu yang tak asing lagi dari Ebit G Ade, bersenandung di kepala: “Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.” Lalu, apakah yang akan kita lakukan? Dalam kajiannya pada Kamis 02 Januari 2020 lalu, Ust. Adul Shomad, Lc. MA menyampaikan 5 hal yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya bencana.

Yang pertama, memperbanyak sedekah karena sedekah dapat menghindarkan diri dari bencana. Selanjutnya menghindari riba. Di zaman yang serba modern ini, memang cukup sulit untuk menemukan suatu transaksi yang 100% tanpa riba, namun kita bisa memulainya dari hal-hal kecil seperti mengubah tabungan dari bank konvensional menjadi bank syariah, dan hal kecil lainnya. Kemudian, hendaknya kita menjauhi zina dan segala hal yang menjurus kepadanya. Tidak lupa pula, setiap individu sebagai makhluk sosial haruslah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Terakhir, sangat dianjurkan bagi laki-laki untuk mendirikan sholat berjamaah.

Itulah beberapa hal yang dapat kita lakukan. Mulailah berbuat kebaikan dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang disekitar, hingga perlahan namun pasti, masyarakat Indonesia mulai sadar dan bencana pun tak lagi suka menghampiri bangsa kita. Wallahualam.

Sumber:

[1] Tarbiyah.net.https://www.tarbiah.net/2018/begini-cara-rasulullah-dan-umar.html?m=1. Diakses pada 03 Januari 2020.

 

Penulis: Mustika Rani, PM BA 9 Padang