Kepemimpinan dan Masa Depan
Pada beberapa kesempatan, pembahasan mengenai kepemimpinan seringkali didominasi oleh perbincangan tentang penguasa A, atau tokoh politik partai B, atau berita baru tentang si C, yang kebanyakan adalah para boomers dengan rentang usia setengah abad. Tak hanya itu, perspektif tentang kepemimpinan yang ideal pun sering mengaitkan antara sejarah di amsa lampau, atau orang-orang yang berpengaruh di masa lalu. Akhirnya, kepemimpinan menjadi “cerita lama yang ingin bernostalgia”.
Padahal apabila kita mengingat lagi para guru bangsa, HOS Tjokroaminoto menyediakan rumah bagi berbagai anak muda untuk berdiskusi. Di rumah tersebut, peran anak muda menjadi sangat penting karena kepemimpinan menjadi obrolan tentang masa depan. Menjadi sebuah sikap bahwa setiap orang bertanggungjawab menjadi pewaris sah Indonesia. Hal ini yang saat ini masih belum teroptimalkan. Seringnya, kita hanya berfokus pada tokoh-tokoh pemimpin saat ini dibanding dengan narasi kepemimpinan untuk masa depan.
Pandemi yang membangun berbagai kegiatan dan fenomena baru sebagai new normal, harusnya bisa dimanfaatkan untuk membangun ruang-ruang diskusi yang lebih banyak memberi panggung bagi anak muda. Bukan hanay untuk menyuarakan pendapatnya, namun juga melatih tanggungjawab dan kepekaan bahwa masa depan adalah milik mereka.
Hal ini bisa bersama-sama kita lakukan dari poin paling sederhana yakni membuat kelompok diskusi dari obrolan-obrolan di meja tempat ngopi. Atau kemudian membangun kesadaran tentang pentingnya kepemimpinan melalui berbagai komunitas sukarela. Pada intinya, kepemimpinan dan masa depan adalah narasi yang harus terus menerus di bangun untuk membangun kesadaran tentang pentingnya peran setiap pemuda membangun Indonesia.
Padahal, pada 10, 20 tahun lagi, nama-nama pemimpin akan berganti. Yang tidak berganti adalah nilai atau value dalam tiap kepemimpinan tersebut. Jadi pertanyaannya, kira-kira apa yang akan kita berikan sebagai anak muda untuk kepemimpinan masa depan Indonesia?