Hampir dua tahun lalu Jakarta terkena musibah banjir yang cukup parah dipergantian tahun 2019 menuju 2020. Masyarakat berbondong-bondong menyelamatkan diri dan harta benda yang mudah diselamatkan. Banjir yang hingga menenggelamkan mobil ini memakan korban jiwa tidak hanya manusia namun juga hewan. Hingga saat ini di Indonesia fokus penyelematan bencana masih berpusat dimanusia saja dan sistem penyelamatan hewan belum terorganisir dengan baik. Bagaimana sistem evakuasi hewan dapat baik jika sistem evakuasi manusia pun masih tidak terorganisir secara sistematis.
Beberapa akun animal rescue seperti gardasatwafoundation melaporkan banyak sekali hewan peliharaan yang ditinggalkan pemiliknya yang mengungsi dalam keadaan terikat ataupun didalam kendang. Masyarakat masih banyak yang menganggap hewan sebagai properti rumah bukan makhluk hidup. Edukasi terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana pun belum familiar di telinga masyarakat padahal negara Indonesia termasuk negara yang punya potensi bencana cukup tinggi.
Ada hal-hal yang perlu digaris bawahi sistem evakuasi untuk hewan peliharaan dan ternak, pemberian pengobatan, cara memberi pakan, sistematika pelaporan satwa yang hilang, dan aturan membawa peliharaan menjadi suatu hal penting.
Bagi pemilik satwa-satwa jangan lupa untuk memperhatikan keselamatan peliharaan. Jika tidak mampu untuk membawa mereka dalam evakuasi pastikan bahwa tidak mengkandangi mereka sehingga mereka memiliki kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
