Inilah Konsep Kepemimpinan dalam BAKTI NUSA Dompet Dhuafa Pendidikan

Bandung – Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) menggelar kegiatan Future Leader Challenge (FLC). Acara yang dilaksanakan secara daring ini akan berlangsung selama tiga pekan, yaitu Sabtu-Ahad, 12-27 September 2020. FLC merupakan orientasi bagi penerima manfaat baru program Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA). BAKTI NUSA sendiri merupakan pembinaan kepemimpinan bagi para aktivis kampus. Direktur DD Pendidikan, Ahmad Syafi’ie El-Bantani dalam sambutannya menjelaskan bagaimana konsep pembinaan kepemimpinan tersebut.

“Uswah Leadership merupakan framework kepemimpinan dalam BAKTI NUSA,” demikian ungkap Syafi’ie. Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa framework kepemimpinan tersebut didasari oleh nilai-nilai Islam yang diadopsi dari gaya kepemimpinan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Inilah yang menjadi kunci sukses dalam implementasi Uswah Leadership.

Selanjutnya Syafi’ie pun mengeksplorasi apa saja aspek yang ada dalam konsep kepemimpinan tersebut. Pertama adalah integritas. “Integritas ini sebagai akar kuat dari kepemimpinan jika didasari dengan iman. Iman adalah fundamental. Seseorang dengan iman yang kuat seperti akar, insyaallah akan selesai dengan dirinya dan kokoh-sekokohnya dalam mempertahankan integritasnya,” demikian papar Syafi’ie.

Aspek kedua adalah cendekia. Menurut Syafi’ie, cendekia yang dimaksud dalam konsep ini adalah seberapa serius para penerima manfaat menyiapkan kapasitas diri. “Klasterisasi dalam BAKTI NUSA menjadi salah satu metode pendekatan untuk menyiapkan ahli-ahli yang memiliki integritas,” lanjut Syafi’ie.

Transformatif menjadi aspek ketiga. Definisi dari transformatif yang dimaksud dalam Uswah Leadership adalah memberikan kebermanfaatan untuk umat. “Jika tugas kepemimpinan makin luas, maka kapasitas diri yang disiapkan akan makin besar. BAKTI NUSA bukan hanya hadir untuk nusantara melainkan hingga ke tingkat internasional,” terang Syafi’ie.

Aspek terakhir dalam konsep Uswah Leadership adalah melayani. Dimensi melayani yang dimaksud merupakan kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan dari transformatif. “Penting sekali pemimpin memiliki sifat transformatif dan melayani. Jika diibaratkan dengan pohon, pohon itu tidak hidup untuk dirinya sendiri. Akan tetapi ia harus bermanfaat yang seluas-luasnya untuk kemaslahatan umat,” pungkas Syafi’ie.

FLC yang mengangkat tema “Kolaborasi Kebaikan untuk Indonesia Berdaya” ini digadang akan menggabungkan kepemimpinan nasional berlandaskan kompetensi dan pengetahuan para milenial. Para penerima manfaat baru BAKTI NUSA yaitu Angkatan 10 ini berjumlah 60 aktivis dari 14 kampus ternama di Indonesia. Mereka akan mengikuti rangkaian pelatihan orientasi program, penandatanganan akad, lokakarya kepemimpinan, sharing, dan team building.

Sederet tokoh nasional telah diundang untuk bisa memberikan motivasi bagi para peserta. Dalam sesi Mega Inspiring Talks yang mengangkat topik “Disruptive Leaders” pada Ahad, 27 September 2020, akan hadir Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Jamil Azzaini, Emil Dardak, dan Ganjar Pranowo. Para tokoh tersebut akan memberikan pandangannya tentang kepemimpinan ideal di era Revolusi Industri 4.0, serta memberikan arahan kepada peserta agar tidak menjadi pemimpin yang disruptif di masa mendatang.