Impor Beras dan Diet Nasi

Baru-baru ini, muncul berita yang cukup menjadi perhatian dari salah satu BUMN, Perum Bulog. Lima puluh ribu ton beras terancam dibuang sia-sia karena sudah tidak layak pangan akibat terlalu lama disimpan.  Usut punya usut, ternyata beras tersebut merupakan beras cadangan dari tahun 2015 hingga 2017. Kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras jelas dipertanyakan, bagaimana mungkin cadangan beras dari bertahun lalu masih ada, sedangkan pada tahun 2018 pemerintah melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton ?

Terlepas dari beberapa alasan yang diutarakan pemerintah –baik itu upaya stabilisasi harga beras hingga tidak akuratnya data produksi dan cadangan beras, kita sebagai negara agraris sudah seharusnya malu jika masih saja melakukan impor bahan pangan pokok. Perlu ada upaya untuk dapat menjaga stok beras lokal agar dapat diserap secara penuh oleh warga negaranya dan tidak ada kekhawatiran akan kekurangan cadangan beras. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan bersama yaitu melakukan pembatasan konsumsi beras (nasi), atau orang biasa menyebut diet nasi.

Gagasan ini pernah disampaikan oleh Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail tahun 2012 dengan gerakan “One Day No Rice”. Pada saat itu, ia mengintruksikan kepada para pengelola kantin di lingkungan Balaikota untuk tidak menggunakan lift saat mengantar makanan, membawa makanan dalam wadah tertutup, melakukan pemilahan sampah organik & organik, mengurangi bahan pangan dari terigu, tidak menyediakan bahan pangan dari beras setiap hari Selasa, dan menyediakan makanan pengganti seperti kentang, singkong, ubi, dan lain-lain. Gerakan ini cukup beralasan. Jika kita implementasikan gerakan ini dalam skala nasional saat ini, maka gerakan ini turut mejaga cadangan beras dalam negeri hingga 4,2 juta ton pertahun! Tidak percaya ? Mari kita hitung.

Jumlah penduduk indonesia tahun 2019 diproyeksikan mencapai 268 juta orang. Kelompok usia 0-4 tahun berjumlah 23,6 juta dan usia 70 tahun keatas berjumlah 9,3 juta kita anggap tidak mengonsumsi beras dan kita keluarkan jumlah tersebut, maka jumlahnya menjadi 235,1 juta jiwa. Jika kita mengacu pada rata-rata porsi makan orang standar (1kg = 8-10 orang), maka jumlah tersebut kita bagi 8 orang (memakai porsi terbanyak), maka akan mendapatkan hasil 29.387.500 kilogram (29.387,5 ton) beras yang dibutuhkan Bangsa Indonesia, sekali makan. Jika kita kalikan 3 (3 kali makan), lalu dikalikan 30 (30 hari), lalu dikali 12 (12 bulan), maka akan didapatkan sebanyak 31.738.500 ton beras yang dibutuhkan bangsa indonesia dalam setahun! (berbeda sedikit dengan perkiraan Kementrian Pertanian yang memperkirakan konsumsi beras nasional pertahun sebanyak 33,47 juta ton, cek disini).

Jika gerakan tersebut kita implementasikan secara nasional untuk mengajak untuk tidak makan nasi setiap hari Selasa, maka akan menghemat sebanyak 29.387,5×3 (asumsi 3 kali makan) = 88.162,5 ton beras. Kita asumsikan ada 4 hari selasa setiap bulan, dan ada 12 bulan dalam setahun, maka setiap tahunnya dapat menghemat 88.162,5x4x12 = 4.231.800 juta ton beras setiap tahun. Sudah ketemu kan ?

Nah, bagaimana jika gerakan ini kita modifikasi dengan melakukan diet nasi sekali setiap hari ? Hal ini berarti hanya makan nasi sebanyak 2x setiap harinya. Ternyata ini bisa mengemat cadangan beras hampir 10,5 juta ton setiap tahunnya! Bahkan jika kita hanya menghitung Generasi Y dan Generasi Z saja yang merealisasikan (129.34.900 orang, usia termuda 10 tahun dan paling tua 39 tahun, yang berarti 55% persen perkiraan penduduk Indonesia saat ini), maka kita akan menghemat hampir 5,8 juta ton beras setiap tahunnya. Masih diatas angka impor beras yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia!

Well, sudah saatnya kita membiasakan untuk mengganti konsumsi bahan pokok nasi ke bahan pokok yang lainnya(diversifikasi). Ada banyak makanan pengganti nasi yang bisa kita jumpati seperti singkong, ketela, kentang, sagu, jagung, maupun sumber karbohidrat dari jenis sayur-sayuran. Jika setiap orang memiliki kesadaran akan hal ini, maka tidak akan ada lagi impor beras dengan alasan ketimpangan produksi dan konsumsi beras seperti saat ini.

 

REFERENSI :

  1. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/20/060500926/fakta-di-balik-rencana-impor-beras-2-juta-ton-tahun-ini?page=all
  2. https://www.depok.go.id/21/02/2012/01-berita-depok/inilah-maksud-gerakan-one-day-no-rice-di-kota-depok
  3. https://www.bappenas.go.id/files/5413/9148/4109/Proyeksi_Penduduk_Indonesia_2010-2035.pdf
  4. http://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2614