Saat ini Indonesia sedang diramaikan dengan berita 2 WNI yang terkena Virus Korona
Yang menakutkan dari korona ini adalah belum ada vaksin dan obatnya. Tapi teman-teman, tubuh kita sebenernya punya sistem imun yang secara alami bisa melawan penyakit. Selain itu juga emang ada beberapa hal yang sebenernya bukan perlu dilakukan, tapi harusnya dibiasakan: kayak cuci tangan sebelum makan, jaga etika batuk, mengusahakan pengobatan segera kalau emang sakit, dan lain-lainnya.
Ada yang namanya Herd Immunity atau kekebalan komunitas. Ini adalah kondisi dimana sebagian besar populasi udah punya imunitas sehingga kumannya ‘keburu mati’ sebelum bisa menyebar ke lebih banyak orang, termasuk yang ngga punya imunitas itu. Berdasarkan yang disebut Kemenkes RI, herd immunity itu dicapai ketika cakupan imunisasi mencapai 80%. Salah satu cara imunisasi itu vaksinasi: ketika virus yang sudah dilemahkan masuk ke tubuh kita sehingga “tubuh latihan” melawan penyakit itu dan kita ngga rentan terkena penyakit. Begitupun populasi lainnya kalau udah tercapai herd immunity.
Sedikit refleksi, sebenernya saya rasa Indonesia punya cukup SDM yang bisa jadi ‘sistem imun’ di tahun-tahun kemudian dengan segala tantangannya. Hanya saja ‘sistem imun’nya ini belum cukup dirangsang dengan ‘vaksin’ yang bisa membuatnya bisa meningkatkan permasalahan negeri yang cukup rumit.
Bergabung dengan organisasi kepemimpinan, komunitas yang gerak di masyarakat, tempat belajar untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia di muka bumi ini menurut gue adalah cara untuk ‘vaksinasi’ dari negeri yang menyedihkan. BAKTI NUSA adalah salah satu cara vaksinasi Indonesia. Di dalamnya ada berbagai program yang melatih kita menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari lingkup terkecil kehidupan kita.
Kita ngga boleh mengandalkan herd immunity untuk beralasan ngga vaksin. “Yaudahlah nggapapa ngga vaksin, kan herd immunity”. Pun tidak boleh “Yaudahlah ngga ikutan, masih banyak orang keren lainnya”, padahal kita juga butuh kuantitas.