Gandeng BAKTI NUSA, LPI Dompet Dhuafa Kembali Gelar Ngabubulive Ramadan
Pada Minggu (3/4), Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa (LPI DD) kembali mengoptimalkan peran dan potensi para penerima manfaat dan alumni penerima beasiswanya dalam Ngabubulive 4.0 Ramadan perdana yang diadakan daring via Zoom. Di tahun keempat Ngabubulive, LPI DD menggandeng BAKTI NUSA, Etos ID, Smart Ekselensia Indonesia, serta Bangun Kolaborasi, dalam perhelatan webinar berseri tersebut.
Mengusung tema-tema menarik dan kekinian, Ngabubulive perdana tersebut mengajak Maliki Febriantono Saputra, Alumni BAKTI NUSA Angkatan 10 sekaligus Founder Leads Indonesia, selaku narasumber; serta Poppy Rahmatul Hadja, Penerima Manfaat BAKTI NUSA angkatan 11 dan Founder Skole Indonesia, selaku moderator. Dalam kegiatan tersebut, peserta yang hadir diajak mempelajari lebih dalam seputar bagaimana membangun start-up.
Menurut Maliki Febriantono Saputra, memulai suatu perusahaan rintisan itu bukanlah hal yang rumit. “Menurutku, kita gak harus memikirkan semua bidang yang ada di dunia ini. Kalau begitu, jadinya malah bikin rumit. Cukup menjadi leader of leaders di bidang kita masing-masing,” ujar pria yang akrab dipanggil Maliki.
“Lalu, gak semua orang harus masuk ke dunia bisnis atau start-up juga. Gak semua orang harus menjadi Founder atau CEO. Kita hanya perlu memikirkan ranah kontribusi yang bisa kita maksimalkan. Ketika kita terpaksa menjadi orang lain, hasilnya adalah ketidakmaksimalan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki,” tambahnya di hadapan para peserta yang hadir.
Maliki menekankan kepada para peserta terkait urgensi bermimpi dan berproses. “It’s okay melakukan kesalahan, kemudian cari dan perbaiki kesalahannya. It’s okay gagal, bangkit lalu jalan terus. Tetap bermimpi dan berproses. Sebab, bermimpi dan membagikan mimpi adalah bahagia dan membahagiakan,” pesannya.
Menanggapi pemaparan Maliki, Fauzan Affandi, salah satu peserta Ngabubulive 4.0 turut berkomentar, “Penting bagi kita mendefinisikan kecocokan diri sebelum memulai sesuatu, termasuk bisnis. Selain itu, perlu juga didukung dengan lingkungan pertemanan yang penuh keberuntungan dan kebaikan. Sebab, hal itu dapat memberikan energi, kemudahan dan berbagai peluang dalam kita memulai dunia start-up,” tutur mahasiswa Universitas Andalas tersebut. (MAR)