Fokus Profesi Pekerjaan Sosial

Oleh Ahmad Shofwan Syaukani PM 9 BAKTI NUSA Bandung

Konsep keberfungsian sosial (social functioning) merupakan sala satu konsep utama dalam ilmu dan profesi pekerjaan sosial. K­ehadiran konsep ini bertujuan sebagai spesialisasi seorang pekerja sosial dalam memandang suatu masalah atau fenomena. Sebagaimana profesi seorang dokter yang berfokus pada peningkatan keberfungsian fisik, seorang pekerja sosial harus memfokuskan pada peningkatan keberfungsian sosial klien. Dengan demikian, perbedaan antara satu profesi dengan profesi  yang lain menjadi sangat jelas, sehingga arogansi profesi dan saling klaim ranah garapan antar profesi tidak terjadi satu sama lainnya.

Pekerjaan sosial berusaha untuk memperbaiki, mempertahankan, atau meningkatkan keberfungsian sosial individu, kelompok, atau suatu masyarakat. Keberfungsian sosial adalah kemampuan mengatasi (coping) tuntutan (demands) lingkungan dalam menjalani tugas-tugas kehidupan seorang manusia. Dalam kehidupan baik dan normal terdapat keseimbangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan mengatasinya oleh individu. Kalau tidak terjadi keseimbangan antara keduanya maka terjadilah masalah, misalnya tuntutan lingkungan melebihi kemampuan individu dalam mengatasi masalanya. Dan dalam hal ini, pekerjaan sosial membantu orang tersebut untuk menyeimbangkan tuntutan lingkungan dengan kemampuan dirinya sendiri.

Siporin (1975) menyatakan bahwa keberfungsian sosial merujuk pada cara individu-individu atau kolektivitas – seperti keluarga, perkumpulan, komunitas, dan sebagainya – dalam berperilaku melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Karena maksud orang yang berfungsi secara sosial ialah mereka yang mampu menjalankan peranan-peranan sosial sesuai dengan status yang didapatkan oleh dirinya di masyarakat. Dan tentunya hampir kebanyakan orang, menjalankan lebih satu satu peranan sosialnya. Semisal peran sebagai suami, anak, abang, pegawai swasta, founder komunitas sosial, tokoh masyarakat dan peranan sosial lainnya. Semua peran tersebut dinilai berdasarkan apakah keberfungsian sosial sudah memenuhi kebutuhan dan memberikan kesejahteraan kepada orang dan komunitasnya, dan apakah keberfungsian sosial itu normal dan dibenarkan secara sosial.

Pada proses pencapaian keberfungsian sosial tersebut, maka peranan sumber daya menjadi sangat penting. Kesempatan dan sumber-sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan sehingga memungkinkan pencapaian keberfungsian sosial internal sebagaimana mestinya. Kemudian seseorang dapat dikatakan berfungsi secara sosial apabila dirinya mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya melalui tiga cara, yaitu :

  1. Individu menjalankan peranannya dengan baik. Peranan merupakan tingkah laku yang diharapkan ke atas orang yang memegang peranan itu. Dalam hal ini individu dapat megefektifkan segala sesuatu yang diharapkannya untuk diwujudkan secara konkret.
  2. Individu memiliki tanggung jawab terhadap orang lain. Dirinya mampu membuat keputusan yang rasional, dapat dipercaya dan mampu berupaya untuk kesejahteraan orang lain. Hal-hal yang dicapainya akan dijadikan modal untuk kegiatan selanjutnya.
  3. Individu memperoleh kepuasan diri dan penampilan/kinerjanya dan tugas-tugasnya serta pelaksanaan tanggung jawabnya.

Namun terkadang kegiatan-kegiatan yang dilakukan seseorang megalami hambatan dan memberikan hasil tidak memuaskan, sehingga individu yang bersangkutan dikatakan tidak dapat menjalankan kegiatan fungsi sosialnya. Kondisi seperti ini dapat dikarenakan hal-hal sebagai berikut :

  1. Kekurangan sumber-sumber internal

Kondisi tersebut mengakibatkan seseorang memiliki harapan yang semu, kebutuhan fisik dan psikis tidak terpenuhi. Serta ketidakberdayaan dalam hidupnya. Secara situasional sumber-sumber internal diperlukan untuk membangun semangat individu dalam melangsungkan kehidupannya.

  1. Pengaruh negatif faktor lingkungan

Kondisi tersebut berkaitan dengan perkembangan pengetahuan kemajuan teknologi dengan ketidakseimbangan kemampuan individu dalam menerimanya. Keterbatsan individu untuk memperoleh informasi, megolah dan memilah hal-hal yang bermanfaat mengakibatkan lemahnya kontrol sosial terhadap dampak negatif kemajuan tersebut. Pada hal ini diperlukan penyeimbangan antara peningkatan kemampuan individu sehingga dapat memilah hal-hal yang positifnya saja.

  1. Kombinasi antara faktor personal dan lingkungan

Kondis tersebut merupakan gabunan dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh faktor internal individu dan pengaruh lingkungan. Kombinasi masala seperti ini memiliki dampak yang lebih kopleks terhadap terganggunya keberfungsian sosial seseorang.

Proses pembentukan keberfungsian sosial internal terbilang memerlukan waktu yang cukup lama, karena dibutuhkan adaptasi untuk mempertahankan interaksi dengan lingkungannya. Pengaruh internal memegang peranan yang sangat besar untuk menyesuaikan pengalaman yang diterima dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan. Kemudian dalam keadaan normal seseorang harusnya mampu melakukan tugas-tugas kehidupan yang berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis sebagai manusia.

Skidmore, Farley dan Thackeray (1991) membuat segitiga keberfungsian sosial yang terdiri dari :”Feelig of self-worth, satisfaction with roles in life and positive relationship with other”. Ketiga hal tersebut menunjukan bahwa keberfungsian sosial seseorang tidak terlepas dari apa yang dirasakan oleh dirinya, perasaan berharga, kepuasan dengan peranan dalam kehidupannya dan hubungan positif dengan sesamanya. Secara umum segitiga keberfungsian sosial diutamakan pada pengungkapan perasaan individu sebagai probadi yang berguna (self-worth). Hal ini difokuskan pada pembentukan koginisi seseorang untuk memaknai sebuah kejadian. Bila dirinya merasa sebagai orang yang berguna maka aspek-aspek positif keberfungsian sosial internalnya akan lebih menonjol dibandungkan dengan aspek-aspek negatifnya.

Hal ini menggambarkan bahwa keberfungsian sosial internal terletak pada keyakinan supernatural untuk menyelesaikan segala masalah yang signifikan. Stres, ketidakberdayaan dan kekecewaan yang muncul merupakan bagian dari kelemahan mereka tehadap kekuatan internal tersebut. individu beradaptasi memunculkan kemampuan mereka untuk mengatasi stres, kekecewaan dan ketidakberdayaan. Keberfungsian sosial internal seseorang harus segera dipulihkan saat dirinya merasa tidak berdaya, tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengalami tekanan-ekanan dalam dirinya. Hal ini ditujukan agar mereka tidak mengalami ketidakberfungsian sosial internal, yang dapat menghambat aktivitas dalam kehidupan selanjutnya.

Daftar Pustaka :

Adi Fahrudin – Buku Perspektif Biopsikososial untuk Asesmen Keberfungsian Sosial

Budi Wibhawa, dkk – Buku Pengantar Pekerjaan Sosial