Emil Dardak dalam Future Leader Challenge 2020: Pemuda Harus Out of The Box!

Bandung – Pemuda memiliki potensi besar mengubah wajah sebuah bangsa, pemuda memiliki potensi besar menjadi pemimpin terbaik untuk generasinya, dan penting bagi pemuda mengetahui kompetensi dalam dirinya. Pada Minggu (27/09) Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) tingkatkan potensi pemuda dalam sesi Mega Inspiring Talk (MIT) sebagai rangkaian Future Leader Challenge (FLC) 2020 yang diadakan daring via ZOOM.

Politikus Muda Indonesia yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, membersamai sesi MIT yang dihadiri enam puluh penerima manfaat BAKTI NUSA 10 dan lima ratus peserta umum. Menurut Emil, kepemimpinan disruptive merupakan kepemimpinan yang mendisrupsi dalam artian positif dengan membawa terobosan pemikiran tidak biasa atau out of the box.

“Kala pandemi seperti saat ini banyak hal berubah dengan cepat dan kalau pemuda tidak mengikuti ritme tersebut maka akan tertinggal, sebab bukan hanya kita melakukan perubahan tetapi orang lain bahkan teknologi. Contohnya di Jepang, teknologi telemedicine dikembangkan secara besar-besaran sehingga memberikan disrupsi bagi dunia kesehatan, selain itu dapat dipastikan menggeser lapangan pekerjaan lama,” terang Emil.

Dalam pembahasannya, Emil memaparkan beberapa bidang terkena dampak disrupsi salah satunya ialah lapangan pekerjaan, di mana tenaga mesin menggantikan manusia. “Banyak yang menganggap jika kondisi ini adalah halangan, padahal bisa saja menghasilkan lahan pekerjaaan baru. Yang menjadi tantangan ialah, bagaimana kita bisa beradaptasi dan mengembangkan kemampuan untuk menjawab kebutuhan di dunia kerja,” kata Emil. Ia menambahkan teknologi menjadi pilar utama dalam disrupsi zaman ini. “Teknologi dapat membantu keseharian manusia dengan munculnya aplikasi seperti ojek daring, pembayaran daring, dan adanya big data yang membantu dalam membuat keputusan lebih akurat. Dari sini muncul istilah internet of things,” ujarnya.

Untuk mendukung semua perubahan yang ada, Emil menekankan perlunya peningkatan kualitas pendidikan. “Diperlukan pendidikan vokasi berkualitas dan gratis agar pendidikan dapat menjangkau seluruh kalangan. Selain itu perlu adanya millennial job center untuk menghasilkan lapangan pekerjaan dan menciptakan pengusaha-pengusaha muda kompetitif,” tegas Emil.

“Percuma jika ekosistem digital sudah baik, namun integritas tidak terbina dengan baik. Karena itu integritas tetap menjadi pondasi penting menjawab tantangan di era disruptif,” kata Emil menutup sesi MIT. (RHMxAR)