Bogor – Pandemi Covid-19 dinobatkan menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran akibat PHK, tentu saja hal ini berpengaruh dengan meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan merupakan pekerjaan rumah tersulit bagi pemerintah sekaligus tantangan bagi generasi muda saat ini.
Meski dianggap memegang peranan penting dalam kemajuan serta perubahan suatu bangsa, nyatanya membentuk pemuda berkarakter, berjiwa pemimpin, berkontribusi, dan memiliki semangat tinggi untuk mengentaskan kemiskinan bukan perkara mudah. Butuh proses, komitmen, dan penggemblengan kemampuan secara konsisten. Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) sebagai program pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa yang berada di bawah naungan Dompet Dhuafa Pendidikan, berkomitmen membentuk pemimpin strategis dalam menyikapi problematika kemiskinan di Indonesia melalui kreativitas dan inovasi.
Berbekal keyakinan dan kompetensi para penerima manfaatnya, pada Jumat (18/12), Sabtu (19/12), dan Minggu (20/12) BAKTI NUSA menggelar Leadership Summit dengan tema “Kolaborasi Mengatasi Kemiskinan dengan Program Berkelanjutan” sebagai wadah dan sarana pembinaan mengembangkan aspek kepemimpinan strategis.
“Melihat adanya problematika kemiskinan di Indonesia kami ingin para penerima manfaat BAKTI NUSA bisa menyusun strategi dalam mengentaskan kemiskinan. Salah satunya dengan berkontribusi melalui program dan gerakan yang mereka buat,” ujar Muhamad Saepudin diwawancara daring via ZOOM.
Kegiatan Leadership Summit dilaksanakan dengan agenda utama pelatihan kepemimpinan strategis dan workshop atau diskusi. Pesertanya merupakan 57 penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 10 dari empat belas kampus besar di Indonesia seperti UI, IPB, UNPAD, ITB, UGM, UNS, UNSRI, UNAIR, ITS, UNDIP, UB, UNAND, UNSOED, dan USU.
“Selama tiga hari para penerima manfaat akan mengikuti Millenial Leadership Sharing, Zakat Development Program Sharing, dan Leadership Project Meeting untuk memantapkan pijakan kaki mereka berkontribusi secara nyata dan strategis di masyarakat,” tegas Muhammad Saepudin.
Menggandeng pemateri berkompeten seperti Dr. Irfan Syauqi Beik, SP., M.Si., Advisory Council of World Zakat Forum, sebagai pembicara utama; Nur Agis Aulia, Politisi Muda, Pelopor Agropreneur Muda; Triana Rahmawati, Founder Griya Schizofren & Youthproject.id, Alumni BAKTI NUSA 4; Abdul Rozak, Founder Senyum Desa, Pemuda Pelopor Nasional, Alumni BAKTI NUSA 9; Udhi Tri Kurniawan, GM Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa; Jahidin Jay, Manajer Pendayagunaan Baitulmaal Muamalat; Humairoh Anahdi, Manajer Pengembangan Bisnis dan Riset BSM Umat; Salman Al-Farisi, Deputi Direktur YBM PLN; Purwa Udiutomo, Pengembangan Pendidikan Dompet Dhuafa; Haryo Mojopahit, Advokasi & Perlindungan Hukum untuk Dhuafa; Sifing Lestari, Edukasi & Promosi Kesehatan/Layanan Kesehatan Cuma-Cuma; Ridwan Affan, Fraud Specialist Dompet Dhuafa; Syamsul Ardiansyah, Kajian dan Pengembangan Wakaf Dompet Dhuafa; Dwi Tanti Kurnianingtyas, Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi Zakat Dompet Dhuafa; Kamaludin, Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa; dan Guru Agung Pardini, GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa.
Menurut Muhammad Saepudin dengan menghadirkan pembicara kompeten di bidangnya diharapkan penerima manfaat dapat terinspirasi dan terpacu menyelesaikan problematika kemiskinan di Indonesia. “Dengan mengikuti Leadership Summit besar harapan kami, di masa mendatang, mereka mampu menumbuhkan inisiatif agar bisa melihat celah melalui pendekatan berbasis solusi bahwa ini bukan tentang diri sendiri melainkan tentang hajat hidup orang banyak. Kami juga ingin agar mereka mampu berkembang menjadi sosok terbaik versi mereka sendiri,” tutup Muhamad Saepudin. (AR)