Bersama Untaian Do’a (Pembelajaran 365 Hari Tentang Maha Romantisnya Allah Ta’ala)

Riza Agung Ismadi

Seorang jelata yang hadir di Bakti Nusa

 

Hari ketiga di tahun pertama dekade ketiga abad 21, Sayyidul Ayyam Jum’at, 03 Januari 2020. Alhamdulillah Allah masih beri kesempatan seorang yang katanya hamba tapi senantiasa lalai, masih saja senang mengerjakan dosa, enggan mengerjakan kebaikan padahal ganjarannya Pahala dan Surga, Riza memang begitulah adanya. Tapi, semoga Allah jagakan kesadarannya akan kelalaiannya dan dilekaskan untuk beranjak membenahinya. Aamiin

Perihal 365 hari di tahun 2019 yang baru saja terlewati, tak terhitung begitu banyaknya hal yang Allah hadirkan dan selayaknya untuk disyukuri. Begitu banyak pelajaran yang diperoleh seiring dengan bergantinya hari. Di momemtum pergantian tahun yang sudah selayaknya menjadi cermin untuk refleksi diri, mengkoreksi diri dan berusaha untuk membenahi setiap jengkal diri untuk meningkatkan kualitas ragawi dan rohani. Bersama daun yang gugur, kemarau yang berlalu menjadi hujan, rintik air dari awan keberkahan aku tahu bahwasannya janji Allah dalam Q.S. Al-Hadid: 04 memang tak perlu diragukan.

 وَهُوَمَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

  “Dan Dia (Allah) bersama kamu dimanapun kamu berada” (Al-Hadid:04)

 

  1. Tercebur dalam lingkaran kebaikan Bakti Nusa

Pada awal 2019, diri dihadapkan pada sebuah dilema tentang, “kualitas apa yang engkau miliki untuk dapat bergabung menjadi salah satu dari kumpulan manusia luar biasa Bakti Nusa?”. Nyatanya memang tak ada, benar-benar tak ada. Pejabat kampus bukan, pemimpin atau pendiri organisasi sosial bukan, berprestasi tidak, paham islam kulitnya doang. Rabb, saat itu yang jadi motivasi hanya ingin bisa mendapat wadah yang dikelilingi oleh insan-insan baik, terdidik yang tak usah tanya track recordnya supaya diri juga terpacu untuk menjadi lebih baik meski tak banyak. Bukankah ketika kita berkumpul dengan penjual parfum maka akan kecipratan wanginya?. Maha Baiknya Allah, Ia ceburkan aku dalam kolam kebaikan itu, menjadi Penerima Manfaat Bakti Nusa dari kalangan rakyat jelata. MasyaAllah, di sisi lain amanah kebaikan ini Fardhu ‘Ain untuk diemban sebaik mungkin. Semoga keistiqamahan tetap mengelilingi diri ini.

Allah pertemukan dengan orang-orang hebat dari penjuru negeri, bertukar pikiran, berdiskusi, berkolaborasi hingga banyak sekali menyerap ilmu baru yang belum pernah didapat di tempat manapun. Allah jadikan Bakti Nusa benar-benar wadah untuk menyelami diri sendiri, semakin mengenal potensi dan kelemahan diri. Bakti Nusa juga jembatan untuk melihat dunia lebih luas, dari berbagai sudut pandang yang dilandasi keimanan, berkat Bakti Nusa juga bisa rihlah ke banyak tempat. ‘Maka nikmat tuhan manakah yang engkau dustakan”.

  1. Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP.)

Tiga huruf di belakang nama yang sudah sah dipakai mengiringi tiga suku kata yang diberikan orang tua tercinta saat diri ini menghirup nafas pertama di dunia. Alhamdulillah Allah hadiahkan nikmat lain yang menjadi bahagia keluarga. Nikmatnya sangat terasa setelah berlelah yang semoga lillah, mengerjakan penelitian dan skripsi disambi menyelesaikan berbagai mata kuliah yang belum selesai (ngulang bareng adik tingkat hehe), praktikum, kegiatan organisasi, menunda sidang karena nilai belum keluar, bermasalah dengan dosen perihal nilai dan sebagainya. MasyaAllah, Allah rancang semuanya selesai tepat waktu. Lulus tepat empat tahun sesuai target Bidikmisi, dianugerahi gelar Cumlaude dan dipercaya menyampaikan pidato kelulusan di depan orang tua sendiri. Haru biru saat melihat orang tua menangis, yakinku karena bahagia InsyaAllah.

  1. Young Leaders (Youlead) dan SOC (Save Our Children)

Lagi-lagi Bakti Nusa menjadi asbab berbagai bahagia, di tahun ini penuh dengan kolaborasi dan sinergi. Kesempatan berjejaring dengan pemimpin muda dari berbagai kampus di Sumatera Selatan. Melakukan berbagai kegiatan dan gebrakan untuk kebaikan. Menyelenggarakan Youlead Camp di luar kota dengan konsep yang sangat bersahaja, bermukim bersama warga, melebur dan turut larut dalam nilai-nilai kearifan. Mendapat keluarga baru di tempat baru (Bapak Suhardi dan keluarga di Kabupaten Musi Rawas) yang sudah dianggap ayah dan ibu sendiri. Dalam lembaran lain, SOC (Save Our Children) sebuah gerakan sosial Wilayah Palembang yang bertujuan untuk membina, mengarahkan dan mempersiapkan siswa kelas 6 SD yang berprestasi namun terancam untuk tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya dikarenakan beberapa hal seperti latar belakang ekonomi keluarga yang tidak mampu, paradigma yang menganggap pendidikan tidak penting, kurangnya support lingkungan dan kurangnya motivasi untuk melanjutkan pendidikan. Di SOC aku dipertemukan dengan 12 adik baik dan orang tuanya, terlebih diamanahi dua adik asuh bernama Syeh dan Aldi. Sejengkal lebih bermanfaat, berpuluh kilo bahagia menyapa. Alhamdulillah

  1. ADP Allahu Akbar

Activist Development Program (ADP) batch 3 tahun 2019 menjadi bukti selanjutnya tentang Baiknya Allah Azza Wa Jalla. Desa Tulungrejo, Kec. Pare, Kabupaten Kediri menjadi saksi perjuangan para pejuang TOEFL dan IELTS mengikhtiarkan September hingga awal Novembernya untuk meningkatkan kualitas diri, mempersiapkan rencana besar pascakampus, dan memenuhi segala poin-poin dalam akad. Meskipun harus melewati banyak tantangan dengen lingkungan yang baru, adaptasi pada cuaca dan debu yang sangat tidak menentu, bergelut dengan tumpukan kertas dan buku yang tidak berbahasa ibu, waktu istirahat yang tersapu dan tekanan mental perihal kemampuan diri yang masih jauh untuk mencapai sasaran tinju. Untungnya, insan baik Bakti Nusa tetap ada, berjuang bersama, berbagi tawa menghilangkan segala lelah untuk terus memacu asa mencapai target semula. Alhamdulillah, meskipun harus memperpanjang masa tinggal di Pare, mengorbankan waktu dan meninggalkan segala hiruk-pikuk aktivitas di kota asal. Kami mampu melewatinya.

  1. “Selamat Anda Telah Lulus Seleksi Substansi”

Segala kesibukan di Pare semakin Subhanallah karena dibarengi dengan Seleksi Beasiswa LPDP 2019 tahap kedua. 8 September malam kami tiba di Pare dan harus melakukan placement test keesokan harinya ditambah keriwehan menyiapkan segala dokumen administrasi untuk LPDP. Tanggal 09 September berganti menjadi tanggal 10 namun dilalui dengan tidak memejamkan mata karena banyak berkas yang belum siap dan harus diselesaikan malam itu juga karena hari itu merupakan hari terakhir penutupan pendaftaran. Pare benar-benar mengajarkan tentang membagi waktu, sehari lima kali kelas ditambah dua kelas di Camp. Mulai pukul 05.00 sampai dengan 19.00 bergelut dengan materi berbahasa Inggris, istirahat sebentar dan lanjut belajar TPA hingga hampir pukul 23.00 untuk persiapan tes SBK (Seleksi Berbasis Komputer LPDP), kemudian mengerjakan PR hingga seringkali lebih dari tengah malam. Tidur sebentar dan harus sudah bangunn pukul 03.40 yang merupakan waktu Subuh, berbeda hampir satu jam dengan waktu subuh di Palembang. Bolak-balik Kediri-Yogyakarta, tidur di stasiun, numpang sana-sini, merepotkan banyak orang hehe. Setelah pulang ke Palembang juga balik lagi ke Jogja untuk tes Substansi, naik Bus lebih dari 24 jam, sendiri berteman do’a dan harapan. MasyaAllah semua lelah terbayarkan saat 20 Desember 2019, pengumuman kelulusan LPDP. Allah tunjukkan kuasanya Man Jadda Wa Jadda, lulus seleksi substansi untuk melanjutkan pendidikan Master di salah satu dari tiga prioritas pilihan Magister Teknik Lingkungan ITB/ITS atau Magister Teknik Pertanian UGM. Anak ini dulu berangan untuk melanjutkan pendidikan sarjana saja takut karena berbagai keterbatasan, tapi ketika Allah sudah Kun maka Fayakuun. Alhamdulillah Rabbil ‘Alamiin.

 

Melewati berbagai tanjakan dan turunan di 2019 mengajarkan saya banyak sekali hal, mungkin yang tertuang disini adalah nikmat Allah yang menghadirkan kebahagiaan, namun sejatinya banyak juga nikmat Allah yang menghadirkan pembelajaran yang tidak bisa dituliskan. Pada semua hal ini, saya berkaca dan paham bahwasannya segalanya adalah tentang menggapai Ridha-Nya melalui berbagai ikhtiar yang dibersamai dengan untaian do’a. Tulisan ini dibuat sebagai pengingat diri tentang Maha Romantisnya Sang Pencipta dalam menjawab setiap do’a dari hamba-Nya.

 وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

“Dan aku belum pernah kecewa berdo’a kepada Engkau ya Tuhanku” (Q.S. Maryam:04)