Belajar Kehidupan dari Lari Maraton

Lari maraton adalah salah satu tipe lari jarak jauh (42 km) dan termasuk jenis olahraga berat. Belum tentu pelari jarak 5, 10, ataupun 21 kilometer dapat melakukan lari maraton. Persiapan lari maraton juga berbeda dengan lari biasa. Selain harus latihan secara rutin, pelari maraton juga wajib menjaga pola makan. Latihan rutin akan meningkatkan daya tahan tubuh (endurance) sehingga dapat menempuh jarak jauh.

Maraton dapat melatih 2 hal yang serupa tapi tak sama. Yaitu, Endurance dan Resilience. Endurance (daya tahan tubuh) melatih untuk bisa seberapa kuat stamina yang dimiliki pelari. Sedangkan Resilience berarti kemampuan untuk pulih dan bangkit saat mengalami sesuatu yang tidak sesuai hati. Ketika maraton, pelari dapat melatih resilience yang dimilikinya untuk bisa seberapa kokoh mental yang menjadi kekuatan dalam setiap langkahnya.

Endurance Dan Resilience.
Seberapa kuat stamina yang kau punya?
Seberapa kokoh mental yang membara?

Lari maraton selain bisa menguatkan tubuh dan meningkatkan kesehatan, ternyata banyak hikmah kehidupan yang bisa diambil pelajaran.

  • Menghilangkan lelah dengan mudah

Maraton sangatlah menguji daya tahan sekuruh tubuh dari seorang pelari. Ternyata hal tersebut juga sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan tantangan. Mengulik penyebab kelelahan yang sering terjadi pada pelari ialah ketika ia tidak tahu cara bagaimana cara lari dengan benar. Bagaimana cara mengatur postur tubuh, pernapasan, dan menjaga stamina merupakan dasar yang harus diketahui pelari. Serperti halnya kehidupan pun perlu kita ketahui lebih dalam tentang keilmuan dasar yang menunjangnya sebagai contoh pedoman kehidupan yang jelas ialah dari Al-Quran dan Hadits.

  • Ujian dan tantangan bergantiankan datang

Terik matahari yang menyengat, godaan untuk beristirahat, dan napas yang terengah-engah merupakan beberapa hal yang bisa menjadi cobaan yang berat bagi para pelari. Kehidupan pastilah memiliki cobaan yang berat dan menantang untuk bisa kita hadapi. Namun, cobaan itu juga bisa memberikan pelajaran dan manfaat yang besar. Terik matahari sangatlah panas, disisi lain ternyata sinar matahari pagi bisa membantu metabolisme tubuh untuk memproduksi vitamin D yang sangatlah dibutuhkan oleh tubuh. Melihat orang lain bersantai dalam kedamaian ternyata bisa menggoda para pelari untuk beristirahat, tetapi ketika sekalinya pelari beristirahat ia bisa kehilangan tempo lari dari yang sebelumnya ia buat. Cobaan bisa menjadi suatu hal yang merugikan kita, tapi juga bisa menjadi pelajaran berharga untuk mengintrospeksi diri agar lebih berkembang.

  • Kita sebagai seorang individu

Sekali ayuhan sepeda tak sebanding dengan sekali langkah seorang pelari. Dalam kehidupan kita diberikan anugrah yang berbeda bagi setiap orang. Ada yang diberikan lebih dan ada pula yang berkecukupan. Ingalah, sejatinya anugrah yang tentunya perlu untuk disyukuri ialah kita masih memiliki tubuh untuk hidup. Pelari single maraton bisa merasakan bahwa ia tidaklah lari sendirian. Ada jantung yang akan selalu kuat memberikan suplai darah untuk seluruh tubuh, ada otot yang memberikan kekuatan dalam langkahnya, ada saraf yang mengatur koordinasi pergerakannya, dan masih banyak lagi keajaiban dalam tubuh kita yang menemani kita kapanpun dimanapun.

Seseorang pertama,
dan selalu ada,
yang bisa memberikan semangat untukmu,
adalah dirimu sendiri!

  • Sakit! Apakah saatnya untuk menyerah?

Sakit yang dierita seorang pelari sangat beranekaragam dan berbeda tingkat keparahannya. Jika kita menganalisis lebih dalam tentang sakit tersebut kita dapati 2 hal besar yang bisa menjadi sorotan penting. Pertama, sakit itu timbul ketika kita melakukan pergerakan yang salah. Kesalahan yang fatal pelari pemula yang sering terjadi ialah mereka lebih mementingkan kecepatan lari (pace) dibandingkan keergonomisan dari pergerakan larinya. Kedua, sakit bisa datang ketika seharusnya kita meningkatkan intensitas kita, namun kita tetap pada kecepatan yang lambat. Ketika core pelari sudah panas dan siap untuk berakselerasi tinggi haruslah disertai dengan simultan peningkatan kecepatan yang sesuai. Kedua hal itu memberikan pelajaran bahwa kesakitan yang terjadi dalam kehidupan ialah tanda ada sesuatu yang tidak sesuai dengan ideal seharusnya atau itu juga bisa berarti menandakan bahwa kita harus segera meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan kita agar tidak timbul sakit yang seharusnya bisa dikuasai sejak awal.

Masih banyak pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil hikmah didalamnya. Sejatinya kita manusia haruslah senantiasa membaca momentum yang terjadi dalam kehidupan sebagai suatu hal yang memberikan cahaya petunjuk untuk masa depan yang lebih baik.

Dunia takkan semakin mudah,
Namun kitalah yang akan semakin kuat!

Narasi ini diuntai penulis dalam setiap derap langkah marathon Virtual Duathlon 4 April 2022 7’56” 2:46:56.