Belajar dari ‘Keterbatasan’

Malam tanggal 27 September 2019, menjadi waktu singkat yang memberi pelajaran banyak bagi saya untuk terus mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada diri yang selalu merasa kekurangan ini. Sedikit ‘lebay’ memang, tapi inilah kenyataannya.

Cukup banyak kegiatan seminar, pelatihan, hingga workshop yang pernah saya ikuti sebelumnya. Mulai dari yang bertemakan umum tentang perkuliahan hingga self improvement untuk diri sendiri. Beberapa mungkin mengandung kegiatan yang monoton, yang bisa kita tebak apa materinya, bagaimana penyampaiannya dan bahkan saja tak terlalu menimbulkan bekas pasca kegiatannya. Tetapi, kegiatan kali ini berbeda dengan biasanya. Jikalau seminar / workshop biasa riuh pikuk dengan semarak tepuk tangan baik peserta maupun pemateri, namun kegiatan ini tepuk tangan berirama itu diganti dengan isyarat tangan yang bermain.

Pasti sudah bisa ditebak kegiatan luar biasa ini. Yaa, tentu saja kegiatan yang dibersamai dengan orang luar biasa juga. Malam itu, kegiatan diselenggarakan oleh komunitas West Borneo Deaf Community atau komunitas orang-orang Tuli Kalimantan Barat.

Inspirasi yang begitu banyak tercipta malam itu, biasanya seminar dinikmati dengan kebosanan tapi hampir semua audiens menatap sungguh narasumber yang bercakap didepan. Karena untuk memahami kita tak hanya bisa mendengar suara, namun juga harus melihat gerakan.

Masa kecil sebagai seorang deaf memang tidak mudah bagi mereka, ibarat jeruji masih dengan gembok yang keras. Tak bisa beranjak kemanapun dan mengerti apapun. Dari itulah butuh peran besar dari orang tua atau yang lainnya untuk membuka gembok agar anak deaf dapat berinteraksi lebih dengan orang banyak.

Tak ayal juga mereka (penyandang deaf) memiliki ketidakadilan dalam bermasyarakat. Tak jarang, mereka merasa dikucilkan bahkan dihindari saat bersosialisasi bersama masyarakat. Banyak yang mereka lalui untuk berjuang melawan keterbatasan yang mereka miliki.

Namun, banyak dari mereka yang mampu bangkit dan menembus dinding keterbatasan yang menghalangi mimpi besar mereka. Banyak dari mereka yang bahkan mampi bersaing dan melebihi level prestasi dari orang pada umumnya. Banyak dari mereka yang bahkan mampu memberikan motivasi orang orang yang normal sekalipun seperti yang mereka berikan kepada kami lewat kegiatan tersebut. Lebih lagi, malam itu kedatangan penyandang deaf yang sudah berprestasi hingga tingkat internasional.

Belajar bersama mereka merupakan hal yang amat luar biasa, menjadi motivasi untuk tetap punya semangat lebih menembus keterbatasan yang kita anggap itu sebagai penghalang.