Banyak Namun Tidak Berguna

Rasulullah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Kalau difikir-fikir, direnungi, dan dilihat apa yang terjadi disekeliling kita, benarlah sabda Rasulullah ini sudah terjadi pada kita umat akhir zaman. Banyak orang-orang kafir yang datang menyerbu satu per satu bahkan dengan jumlah mayoritasnya Islam di Indonesia kita ini mereka tidak takut lagi dengan status mereka yang minoritas di negeri ini. Buih di atas air memang sangat banyak namun tidak ada gunanya, lantas untuk apa ada? Kuantitas tidak penting, namun kualitas lah yang menentukan.

Mari kita lihat sekilas ke belakang apa saja yang sudah terjadi untuk reminder bagi kita semua;

  1. Pernyataan Yaqut seorang menteri agama yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing.

Padahal beliau ini adalah seorang menteri agama, patutkah membicarakan hal seperti itu? Tidak sadarkah bahwa itu memicu perselisihan antara umat beragama? Beribu permasalahan yang ada di Indonesia haruskah membahas ini dahulu?

 

  1. Permintaan dari seorang pria mengaku pendeta meminta agar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghapus 300 ayat Al-Quran lantaran dianggap menjadi sumber ajaran radikal. ”Teroris itu Datang dari Pesantren”.

Pria ini juga sama. Ia sudah tidak lagi takut blak-blakan untuk mencampuri urusan agama oranglain.. Lakum dii nukum wa liyadiin ( bagimu agamamu dan bagiku agamaku)

 

  1. Wacana Penghapusan frasa Madrasah di RUU Sisdiknas

 

  1. Larangan penggunaan hijab di sekolah India

Ini sudah bukan masalah agama lagi, namun tentang hak seorang manusia. Gender equality. Hanya karna sehelai kain mereka melarang untuk masuk sekolah?  Mana kebebasan yang diagung-agungkan selama ini?

 

  1. Istilah kafir tidak digunakan untuk menyebut warga negara non-Muslim

Seperti pelan-pelan mengubah sesuatu yang sudah ada..ehem

 

Nah, kita bisa lihat permasalahan-permasalahan di atas terjadi di sekeliling kita umat islam yang sangat banyak kuantitasnya, tapi apa? Tidak dapat berkutik, dan tuntas menegakkan kebenaran, hanya dapat menonton. Ada beberapa yang bergerak memperjuangkan tapi dihalang oleh kalangan mereka sendiri juga (mereka yang satu agama juga). Wallahu A’lam.