Bandingkan Kerja, Bukan Karya

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS An-Nisa : 32)

Seringkali, kita kita iri dengan pencapaian orang lain, baik karya maupun ketenarannya. Namun, Allah tidak meminta kita untuk hanya sekadar iri, mengagumi dan menjadi penonton saja. Jika ingin mendapat hal yang sama seperti orang-orang sukses di luar sana, maka ikutilah kerja kerasnya. Selain berusaha dengan sungguh-sungguh, tak lupa selalu mengiringi kerja keras itu dengan doa yang tulus dan taqwa yang menancap.

  1. Berusaha dengan sungguh-sungguh seperti mereka juga berusaha

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (QS Ar-Ra’d : 11)

Allah hanya akan mengubah keadaan kita menjadi seperti apa yang kita impikan, hanya apabila kita telah ikhtiar semaksimal yang kita bisa, baik dengan cara membiasakan diri dengan hal-hal positif, mencoba berbagai aktivitas bermanfaat, serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Apabila selama hidup, kita hanya dibayang-bayangi oleh cita-cita dan impian namun enggan berikhtiar, maka semua itu hanya menjadi angan-angan kosong belaka. Seringkali, orang berlindung dengan kalimat “itu bukan bakat saya” “saya tidak ada kemampuan pada bidang tersebut” “saya merasa tidak memiliki passion disana”, tanpa sadar kalimat-kalimat memaklumkan itu menjadi pagar tebal yang menghalangi kita meniti jalan kerja keras mewujudkan impian. Menurut pendapat Malcolm Gladwell, penulis buku Outliers, “Seseorang akan menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu yang diinginkan setelah dia melakukan dan mempelajarinya dalam waktu 10.000 jam”. Maka, tidak ada kata tidak mampu atau mustahil meraih cita-cita, yang ada hanya mau atau tidak mau mengusahakannya.

 

  1. Berdoa diikuti dengan kelurusan niat dan kepasrahan taat

Tiap insan memang dianjurkan untuk memaksimalkan ikhtiar sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt. Akan tetapi, jangan sampai kita menuhankan usaha dan menomorduakan kuasa Sang Pencipta sehingga terjebak dalam budaya gila kerja atau hustle culture. Budaya gila kerja atau hustle culture dimaknai  sebagai  keinginan atau dorongan yang tidak terkendali untuk  bekerja tanpa henti. Menurut Allam (2021), kecanduan kerja    atau hustle culture     akan menimbulkan kelelahan mental   bagi   manusia. Mereka yang terjebak dalam budaya gila kerja ini tidak pernah beristirahat, sekalinya istirahat akan selalu memikirkan pekerjaan, begitu pun saat melakukan ibadah, tidak khusyu dan tidak maksimal. Semua yang terjadi diyakini atas hasil dari kerja keras dan logika diri sendiri, seolah hanya dengan usaha yang maksimal saja impiannya dapat terwujud, padahal semua hal yang terjadi pada diri kita merupakan kehendak dan keridhoan Allah SWT. Sesungguhnya Allah yang memberi kekuatan dan kemampuan kepada kita, Allah pula yang memberi ilmu pengetahuan serta memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk berusaha. Kewajiban kita adalah menyempurnakan ikhtiar, namun jangan sampai kerja keras tersebut menjadikan kita lupa untuk berdoa mengharap ridho dan takdir terbaik dari-Nya.

“Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian” (QS Ghafir : 60).

Oleh karena itu, tetaplah menjadi pribadi yang optimis dalam meraih cita-cita, setiap orang memiliki garis start dan finish masing-masing, saat hati merasa iri dengan kesuksesan teman atau tetangga, maka ingat kembali rumus dalam QS An-Nisa ayat 32, teladani usahanya, sempurnakan dengan berdoa, berhenti membandingkan karya, bandingkanlah usaha dunia dan akhiratnya.

.

Referensi :

Allam HK. 2021. Workaholism, sleep disorders, and potential e-learning impacts among Menoufia university staff during COVID-19 pandemic. Journal of Public Health Research. 1-17.

Gladwell M. 2009. Outliers : Rahasia di Balik Kesuksesan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.