Terkadang seorang aktivis kampus sekali pun seringkali dihadapkan pada kondisi ketika dirinya sulit untuk membedakan interaski personal yang cendrung bias; baik itu hubungan secara kultural maupun secara profesional. Istilah yang tepat agar diri kita mampu untuk melihat dan pandai memposisikan diri dari kedua hubungan tersebut disebut dengan dual-relationship (peran ganda). Alangkah baiknya memang sebagai seorang aktivis kampus, memiliki satu value ini merupakan suatu hal yang penting. Mengapa? Karena dengan adanya satu value tersebut diharapkan diri kita dalam prosesnya dapat mengontrol keterlibatan emosional diri kita agar dapat bersikap lebih netral dan objektif dalam menghadapi suatu permasalahan tertentu.
Mengontrol respon emosional terhadap lawan bicara sebaiknya juga dilakukan dengan menghindari sikap simpati, serta tetap mengedepankan sikap empati. Cerdas dalam membedakan mana tanggung jawab diri kita dan mana tanggung jawab orang lain dalam memecahkan masalahnya. Respon emosional pun harus dikendalikan oleh tujuan-tujuan rasional serta pengetahuan. Memahami keadaan serta respon-respon kepada siapa kita berbicara sebagai hal yang wajar akibat dari situasi yang dialamnya, juga dapat membantu menghindari keterlibatan secara emosional.
Pemakluman setelah keterbukaan menjadi kunci untuk kita dapat memahami orang secara lebih dekat satu sama lain. Karena kita lebih membutuhkan penerimaan daripada pengakuan. Kita lebih membutuhkan orang yang bisa menerima kita, bagaimana pun kelebihan dan kekurangan diri kita sekarang, bahkan sampai dengan hari ini. Karena penerimaan adalah tentang kelapangan hati. Bahwa sisi manusiawi seorang manusia akan selalu ada, dan akan selalu saja ada hal – hal yang tidak kita sukai dari orang lain meski hanya satu atau dua hal kecil lainnya. Karena setiap kita kelak hanya akan bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan, kemuliaan kita juga tidak pernah tergantung pada orang lain.
Maka, memiliki hati yang bisa menerima adalah sebuah anugrah. Kalau kita bisa menerima seseorang apa adanya, itu akan membantu diri kita untuk bisa menerima dirinya sendiri. Oleh karena itu, jadilah seseorang yang dapat membuat dunia menjadi berbeda, caranya dengan pandai menempatkan posisi sesuai kondisi dan situasi serta menjadi dirimu sendiri. Menjadi versi terbaik dalam diri agar bisa lebih dalam melakukan kontribusi.
Ahmad Shofwan Syaukani,
PM 9 BAKTINUSA Bandung.