Bismillah.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pemeluk agama islam terbesar di dunia, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88%) beragama Islam, artinya mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam. Namun dengan angka sebanyak itu belum menunjukan bahwa penduduk Indonesia mengetahui kaidah tentang apa itu tauhid.
Di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia Ketika membuat suatu hajatan atau kegiatan, bagi sebagian orang ternyata musim hujan bukanlah hal baik. Terutama bagi mereka yang akan menggelar suatu acara. Tak jarang jalannya acara pesta pernikahan atau hajatan besar mereka takut jadi terhambat karena turunnya hujan. Oleh sebab itu, masyarakat yang ingin mengadakan acara kerap menggunakan jasa pawang hujan yang katanya mampu “menggeser” dan “menahan” hujan.
Keberkahan yang terdapat ketika turunnya hujan diantara lain :
- Air hujan yang turun dari langit sesungguhnya rahmat dan karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS : Qof : 9)
- Turunnya hujan juga membuka kesempatan bagi kita untuk berdoa karena salah satu waktu ijabah doa adalah saat hujan mulai turun. Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Carilah mustajabnya doa pada tiga waktu yaitu :
1. saat berhadapannya dua pasukan perang,
2. saat menjelang iqomat sholat,
3. saat turunnya hujan.” (Shohihul Jami’ 1026)
Lantas, bagaiamana Islam memandang fenomena ‘pawang hujan’ ini?
mengundang pawang hujan hukumnya sama seperti mengundang dukun (paranormal). Perbuatan ini juga termasuk dosa besar yang dapat menjerumuskan orang kepada kekufuran (keluar dari Islam). Dan tidak diterimanya amalan selam 40 hari, Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad (Al-Qur’an).”
(HR. At-Tirmidzi 135 dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Irwa’ul Gholil” 6817)
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim no. 2230, dari Shofiyah, dari beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
Di dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui perkara ghoib kecuali Allah.
“ Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. ” (QS. An Naml: 65).
Turunnya hujan termasuk dengan perkara yang ghoib. Maka mempercayai manusia yang memiliki kemampuan mengendalikan hujan berarti dia telah mengakui adanya pihak yang Maha tahu perkara ghoib selain Allah. percaya dengan pawang hujan, dukun atau yang biasa kita kenal dengan paranaormal merupakan suatu keyakinan syirik dan jika pelakunya mati namun belum sempat bertaubat kepada Allah maka tempatnya di neraka kekal selama-lamanya.
Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berbuat syirik, maka sungguh Allah haramkan atasnya untuk masuk surga, dan tempatnya di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang zalim seorang penolongpun.”
(QS : Al-Ma’idah: 72)
Oleh karena itu Tauhid merupakan pegangan pokok dan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidlah menurut tuntunan Islam yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam Akhirat nanti. Allah berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97)
Tauhid, ialah permunian ibadah kepada Allah; yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap, dan takut kepada-Nya. Untuk inilah sebenarnya manusia itu diciptakan Allah. Dan sesungguhnya, misi para rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut, mulai dari rasul pertama hingga rasul terakhir, Nabi Muhammad.
Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim untuk mempelajarinya. Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah; bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan)-Nya dan wahdaniyah (keesaan)-Nya; dan bukan pula sekedar mengenal asma’ dan shifat-Nya.
Salah satu pentingnya mengetahui Tauhid adalah sebab dihapuskannya dosa (kesalahan).
Dalam hadits qudsi dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik kepada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi, no. 3540. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Semoga dengan adanya tulisan ini dapat membuat pembaca jadi lebih memahami kaidah tentang tauhid dan bahaya terkait melakukan perbuatan yang mengandung kesyirikan yang dapat mengeluarkan kaum muslimin dari agama islam.
Symber refrensi :
- Kitab -Tauhid Pemurnian Ibadah Kepada Allah- Karya Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab At-Tamimi
- https://rumaysho.com/6787-hukum-mendatangi-tukang-ramal-dan-membaca-ramalan-bintang.html
- https://rumaysho.com/18082-tsalatsatul-ushul-pentingnya-belajar-tauhid.html