Saatnya Aku Kamu Aksi Seperti Palupi

Saatnya Aku Kamu Aksi Seperti Palupi

Mungkin tak pernah terbayangkan bagi anak-anak di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, akan memiliki sebuah perpustakaan yang nyaman. Ya, sebuah perpustakaan yang menyenangkan untuk membaca atau pun bermain, kini hadir bagi mereka. Fun Garden of Literacy (FGL) telah membuatkan Pojok Baca ramah anak untuk anak-anak dan warga Pekojan.
FGL didirikan pada 28 Juni 2016 oleh Palupi Mutiasih, mahasiswi PGSD Universitas Negeri Jakarta dan sekarang sedang melanjutkan studi Pasca Sarjana Jurusan Magister Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Indonesia. Oleh Palupi, FGL diarahkan menjadi sebuah taman literasi yang seramah mungkin untuk anak-anak. Di dalamnya ada kegiatan membaca buku, permainan edukatif, dongeng, kreasi, panggung boneka, dan lain sebagainya. Jangkauan aktivitasnya tidak hanya di Pekojan saja, namun melingkupi beberapa wilayah lain di Jakarta.
FGL menjadi sarana bagi Palupi untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatnya setelah dinobatkan sebagai Duta Gemari Baca, Dompet Dhuafa Pendidikan. Tugas utama Duta Gemari Baca adalah membudayakan literasi di tengah masyarakat. Sebelumnya, Palupi dan kawan-kawannya mengikuti workshop secara intensif sebagai bekal melaksanakan tugas tersebut.
“Awalnya kehadiran FGL ini dianggap aneh. ‘Apaan sih, ngajak anak-anak baca, dongeng, dan nggak dibayar lagi’, mungkin itu yang terlintas di benak masyarakat Pekojan waktu itu,” kenang Palupi. Namun itu tak membuat Palupi menyerah. Ia pun berupaya menarik minat masyarakat dengan berbagai cara.
Menggaet relawan adalah salah satu caranya. Relawan-relawan ini difokuskan untuk aktivasi Pojok Baca dan menjalankan kegiatan literasi. “Awalnya hanya ada 3 founder, sekarang sudah ada 25 relawan. Di setiap kegiatan yang kami laksanakan, ada sekitar 100 anak yang ikutan,” papar Palupi bangga.
Sejak tahun 2019, FGL melebarkan sayap kegiatannya tidak hanya untuk anak-anak. “Kami mulai mengadakan workshop untuk guru-guru PAUD di Pekojan, juga untuk orang tua. Materinya tentang bagaimana bercerita dan membacakan buku untuk anak. Sehingga semua pihak sama-sama aware bahwa membacakan buku itu penting bagi anak-anak,” terang Palupi.
Keberadaan FGL tidak hanya dirasakan manfaatnya untuk masyarakat Pekojan, namun Palupi sendiri pun merasakan. Dirinya merasa bahwa FGL adalah tabungan energi positifnya. Saat menemui kesulitan dalam menjalankan FGL maupun dalam kehidupan pribadinya, tabungan itu kemudian cair untuk Palupi.
“Bentuknya bantuan, tapi bukan dari mereka yang terbantu, tapi dari orang lain. Sejak mendirikan FGL, saya lebih mudah mendapatkan beasiswa, mudah lanjut jenjang S2, mengikuti workshop, dan sebagainya,” ujar Palupi.
Beasiswa yang didapatkan Palupi tersebut adalah Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) dari Dompet Dhuafa Pendidikan. Beasiswa ini diberikan kepada para aktivis kampus yang memiliki program sosial kemasyarakatan secara nyata. Palupi mendapatkan BAKTI NUSA pada tahun 2017 lalu. Selain mendapatkan dana untuk mendukung keberlangsungan FGL, Palupi juga mendapatkan pembinaan intensif bagaimana membangun kepemimpinan di tengah masyarakat.
Kiprah Palupi untuk warga dan anak-anak Pekojan ini selayaknya menjadi inspirasi bagi para pemuda yang lain. “Akan lebih baik jika energi positif para pemuda digunakan untuk kembali pada masyarakat. Karena mereka benar-benar membutuhkan anak muda untuk membuat perubahan dan inovasi,” pungkasnya.