Saat ini, masyarakat serta pemuda Indonesia dihadapkan dengan sebuah problematika yang seolah – olah ingin mencabik – cabik persatuan bangsa ini yakni hoax yang menghancurkan demokrasi. Mengapa paham yang mengobrak – abrik negara ini bisa merajalela? Masuknya informasi salah ke dalam sendi – sendi bangsa Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang paling kuat adalah gagalnya pemahaman masyarakat terhadap demokrasi. Mereka meyakini bahwa para koruptor maupun pemimpin yang tidak mampu menampung aspirasi adalah hasil dari demokrasi Pancasila. Dicekalnya suara-suara dan jeritan masyarakat merupakan kesalahpahaman dalam penerapan sila dasar negara. Sehingga masyarakat tidak lagi mengamalkan nilai – nilai dari dasar negara ini dan bahkan sudah melupakannya.
Bukan hanya itu, materi wawasan kebangsaan dan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang dulu dipakai sebagai pemersatu kini sudah tidak dipakai lagi. Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia dan sekaligus pandangan hidup bangsa seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai filter atau penyaring berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh globalisasi. Namun dengan tidak adanya lagi sosialisasi, beberapa kalangan masyarakat serta para pemuda tidak mampu memahami apa sebenarnya makna yang terkandung dalam ideologi bangsa ini. Hal tersebut menjadi pemicu kemerosotan demokrasi dan kesenjangan sosial, sebagai dampak dari serangan-serangan globalisasi yang tidak disertai dengan adanya sosialisasi pancasila pada seluruh kalangan masyarakat. Sehingga masyarakat mudah terombang-ambing oleh isu – isu yang tidak sesuai dengan jati diri demokrasi bangsa yang seharusnya. Kegagalan pemahaman terhadap demokrasi pancasila ini, merupakan kenistaan terparah dalam hidup seorang pemuda yang seharusnya berkontribusi lebih untuk bangsanya.
Kita sebagai mahasiswa hendaknya dapat melakukan upaya – upaya untuk mengatasi krisis yang tengah melanda Indonesia saat ini. Sebagai kaum intelektual, seharusnya kita tidak takut untuk melawan segala macam serangan yang mencoba menggoyahkan jati diri bangsa ini.
Oleh karena itu, salah satu kontribusi kecil namun berdampak besar yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah yang terjadi di era globalisasi ini adalah dengan menggunakan globalisasi itu sendiri. Kita dapat menggunakan sarana komunikasi dan media massa yang merupakan poin penting dari globalisasi itu sendiri. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, ide maupun gagasan dari satu pihak kepada pihak lain, agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Sedangkan media massa pada dasarnya diartikan sebagai beberapa media atau saluran yang digunakan secara terorganisir untuk berkomunikasi baik secara individu maupun kelompok.
Bagaimana komunikasi dan media massa tersebut dapat menyelesaikan permasalahan ideologi saat ini? Menurut Hedebro (1979) Salah seorang ahli komunikasi, komunikasi itu sendiri dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai – nilai, sikap, mental, dan bentuk perilaku masyarakat. Sedangkan media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber – sumber daya pengetahuan dan dapat membantu masyarakat menemukan norma – norma baru dan keharmonisan dari masa transisi. Bukan hanya itu, komunikasi efektif melalui media yang tepat akan mampu memberikan informasi yang dapat mempengaruhi dan merubah paradigma masyarakat. Dengan kata lain, melalui komunikasi yang efektif melalui media yang sesuai secara perlahan namun pasti, mengembalikan demokrasi pancasila ke dalam jiwa masyarakat Indonesia bukanlah hal yang mustahil.
Selain itu, mengingat bahwa Indonesia merupakan pasar potensial digital dengan 88,1 juta masyarakat pengguna internet aktif dan lebih dari 50% nya adalah user aktif di banyak sosial media, maka hal tersebut dapat dimanfaatkan. Sosial media dan sarana prasarana internet seperti Facebook, Twitter, Instagram, Blog, dan lain sebagainya umumnya digunakan untuk media komunikasi dan hiburan. Dengan beberapa ide – ide kreatif, kini dapat kita gunakan untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai demokrasi pancasia yang sesungguhnya. Dengan demikian secara perlahan – lahan, masyarakat dapat kembali memahami dan mengamalkan nilai – nilai demokrasi pancasila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mustika Rani – PM BA 9 Padang