Setiap minggunya, tim pengajar dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam Universitas Airlangga mengadakan pengajaran secara rutin mulai pukul 09.00 hingga 11.00. Kegiatan ini bernama UKMKI Mengajar yang telah dilaksanakan lebih dari 5 tahun dengan tim pengajar yang dilakukan secara rekrutmen terbuka dengan menyaring sekitar 5-7 orang setiap pengajaran.
Kegiatan ini menyasar anak-anak usia 7-13 tahun yang berada di belakang Kampus C Universitas Airlangga tepatnya di Balai RT 6 Sutorejo, Mulyorejo. Meskipun usia anak-anak tersebut telah masuk pada usia sekolah secara layak, sayangnya terdapat beberapa anak yang memiliki kendala hingga mengalami keterlambatan pendidikan. Hal ini disinyalir karena keterbatasan ekonomi orang tua mereka.
Meski demikian, orang tua adik-adik binaan ini sesungguhnya sangat suportif terhadap pendidikan anak. Hal ini disampaikan langsung oleh Penanggung jawab Ibu Binaan, Tutik (59). Ia menyebutkan bahwa ketika ada kegiatan belajar mengajar yang diadakan oleh UKMKI maupun dari Pemerintah Kota Surabaya di daerah tersebut, maka ibu-ibu binaan senantiasa mendorong anak-anak untuk ikut serta.
“Selalu ramai, Mbak. Seringkali mengajak ibu-ibu yang lain juga supaya anak-anak bisa belajar bersama. Karena kami kan bekerja sepanjang hari, tidak ada waktu untuk mengajari anak. Jadi kalau ada Mbak-Mbak seperti ini, itu kesempatan baik.”
Belum bertarget
Sayangnya, pembelajaran yang telah rutin dilakukan oleh Tim UKMKI Mengajar belum memiliki target yang terukur dan menyeluruh. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dalam menyusun kurikulum yang sesuai yang kebutuhan adik binaan secara baik. Untuk itulah, hadir FBE Rangers.
FBE Rangers merupakan leadership project yang diusung oleh Ilma Arrafi Nafi’a bersama dengan empat orang lainnya. Leadership ini menyasar kurangnya sistem belajar yang telah rutin dan baik dilakukan oleh UKMKI Mengajar. FBE Rangers menawarkan sistem edukasi berbasis fitrah yang memungkinkan adik-adik binaan belajar secara ringan melalui hal-hal sederhana.
Selain itu, mencakup pula sinergitas dukungan orang tua melalui pemberian wadah konsultasi dan konseling ke-parenting-an bersama ibu-ibu adik binaan. Hal ini memungkinkan terjadi dorongan yang lebih positif dan terarah terhadap pendidikan adik binaan.
Ubah Nama
Setelah melalui diskusi secara panjang dan mendalam, masing-masing anggota mulai mengusulkan pembuatan nama baru demi mengelokkan project yang akan berjalan dalam jangka waktu yang lama ini. Dalam beberapa minggu, pencarian nama dimulai tetapi ternyata tidak semudah itu.
Beberapa kali tim bertemu hanya untuk merembuk nama-nama yang telah diusulkan, membedahnya. Tetapi, tidak kunjung diperoleh. Sampai pada akhirnya tercetuslah nama Resoulution yang merupakan kepanjangan dari re-soul-soulution atau yang ketika dipecah belah akan melahirkan makna re : kembali, soul : jiwa, solution : solusi atau artinya solusi yang kembali pada jiwa.
Penamaan baru ini diharapkan dalam lebih menguatkan langkah ke depan dalam mencapai tujuan yang telah disepakati sedari mula. Yakni menyederhanakan pendidikan, mengembalikan proses belajar pada fitrah, hingga mewadahi tujuan hidup mulai dari hal-hal paling sederhana. (il)
Logo baru FBE Rangers menjadi Resoulution