64 Proyek Kepemimpinan Bakti Nusa Disepakati

Sabtu (24/11) kemarin, mahasiswa penerima Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa) mempresentasikan proyek kepemimpinan yang mereka rancang. Ada 64 leadership project yang mereka paparkan di hadapan para panelis. Para mahasiswa ini berasal dari 20 kampus terbaik di Indonesia. Proyek kepemimpinan yang mereka rancang pun akan dilaksanakan di sekitar kampus tersebut.

Pemaparan proyek kepemimpinan Bakti Nusa ini dilakukan di Villa Bukit Surya Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Persentasi dilakukan dalam empat kelompok di empat ruangan berbeda. Manajemen Dompet Dhuafa Pendidikan bertindak sebagai panelis pada kesempatan ini.

Proyek tersebut dipresentasikan guna mendapatkan masukan berdasarkan beberapa aspek yang telah ditetapkan, agar proyek tepat sasaran. Aspek penilaian tersebut disusun secara menyeluruh dari nama proyek hingga proyeksi mitra strategis dan media. Mekanisme presentasi di depan panelis menjadi krusial karena proyek kepemimpinan ini membidik penerima manfaat sebanyak 10.000 orang.

Penyusunan leadership project adalah salah satu tugas yang diberikan dalam rangka pembinaan kepemimpinan nasional bagi penerima manfaat Bakti Nusa. Sebelum tugas tersebut dipresentasikan, para penerima manfaat terlebih dahulu mendapat pembekalan dalam bentuk training dan workshop kepemimpinan bertajuk Strategic Leadership Training 2.0. Tahun ini tema yang diangkat adalah “Leadership: Precision and Performance.

Pembinaan kepemimpinan sendiri menjadi agenda wajib bagi para penerima manfaat Bakti Nusa. Pasalnya program beasiswa ini memang dirancang untuk mengembangkan kepemimpinan bagi para aktivis. Muara akhir dari pengembangan kepemimpinan ini ialah untuk membentuk pemimpin yang berintegritas, cendekia, tranformatif dan melayani.

“Bakti Nusa lahir sebagai bentuk tanggung jawab keumatan terhadap berbagai persoalan kepemimpinan yang ada, baik persoalan kuantitas maupun kualitas kepemimpinan,” papar Budiyanto, Manajer Bakti Nusa. Budi juga menambahkan bahwa telah menjadi komitmen Bakti Nusa untuk menghadirkan pemimpinnya para pemimpin (the leader of leaders). “Maksudnya adalah pemimpin yang keberadaannya dirasakan oleh lingkungannya, karena karya, gagasan dan kader-kader yang telah disiapkan,” lanjut Budi.

Dalam pengelolaan program, Bakti Nusa menempatkan penerima manfaat sebagai subyek dalam program. Konsekuensi dari hal tersebut adalah para penerima manfaat memiliki kebebasan untuk mengembangkan kepemimpinannya.

Kini Bakti Nusa telah memberikan kemanfaatan kepada 360 mahasiswa yang tersebar di 20 kampus ternama di seluruh Indonesia, sejak digulirkan pertama kali pada tahun 2011 lalu. Terlaksananya program ini merupakan buah dari kontribusi segenap masyarakat yang menyalurkan dana zakatnya melalui Dompet Dhuafa. Semoga program ini dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa ini.